KPK Malaysia mengatakan pada Rabu mereka sedang menyelidiki penggunaan 700 juta ringgit leh pemerintahan Malaysia periode 2020-2022, di bawah kepemimpinan Muhyiddin dan Ismail Sabri. PM Anwar Ibrahim sebelumnya menyoroti masalah ini di parlemen, mempertanyakan penggunaan dana yang dinilai berlebihan untuk publisitas dan promosi.
Istri Daim, Nai'mah Abdul Khalid, dan dua putranya, dipanggil KPK Malaysia untuk mengklarifikasi kepemilikan aset-aset bernilai tinggi di dalam dan luar negeri.
Nai'mah mengatakan suminya, yang menjabat sebagai menteri keuangan dua kali selama masa jabatan pertama Mahathir sebagai PM, dipersekusi karena kesuksesan dan kekayaannya.
"Hari ini keluarga saya, besok entah siapa yang jadi korban," ujarnya dalam keterangan pada Rabu.
Anwar mengatakan pada wartawan bahwa dia menyerahkan semua kepada KPK Malaysia untuk memutuskan siapa yang akan dipanggil berikutnya.
“Jika seseorang tidak bersalah, mereka tidak perlu khawatir karena penyelidikan akan dilakukan secara menyeluruh dan dakwaan akan dibuat jika ada bukti kuat,” kata Anwar. “Tapi jangan berasumsi ini tentang orang tertentu, karena ini kemudian akan memberikan persepsi bahwa para ‘ikan besar’ akan lolos.”
Komitmen Anwar terhadap pemberantasan korupsi sempat dipertanyakan tahun lalu setelah pemerintah membatalkan 47 dakwaan pidana terhadap Wakil Perdana Menteri Ahmad Zahid Hamidi, sekutu dekatnya. Anwar membantah melakukan intervensi dalam kasus tersebut, begitu pun dalam penyelidikan KPK Malaysia.
(bbn)