“Sekarang jelas sudah dilanggar HET. Kalau HET dinaikkan, hanya mungkin seperti pembenaran kenaikan harga,” ujar Bayu.
Dengan demikian, saat ini Bulog dan pemerintah fokus pada strategi bantuan pangan dan beras Stabilitas Pasokan Harga Pangan (SPHP). Bantuan pangan bertujuan untuk memberikan kepastian kepada keluarga penerima manfaat (KPM) yang merupakan pihak rentan.
Sementara itu, beras SPHP bertujuan untuk memberikan alternatif beras yang relatif bisa dijangkau oleh masyarakat.
“Jadi ada alternatifnya, yakni SPHP. Mungkin ada yang tidak pas selera, tapi berasnya bagus. Mungkin beda selera, itulah trade off yang harus ditanggung,” ujarnya.
Sebelumnya, Bulog mengakui bantuan pangan kepada 21,3 juta keluarga penerima manfaat (KPM) dan program penyaluran 1,2 juta beras SPHP tidak mampu menurunkan harga beras pada 2023.
Bayu mengatakan kedua program tersebut hanya mampu untuk menurunkan inflasi. Sementara itu, harga beras memang stabil, tetapi harganya relatif tinggi.
“Harus diakui bahwa bantuan pangan dan SPHP belum berhasil menurunkan harga tapi berhasil menurunkan inflasi. Harga beras nya masih relatif tinggi. Jadi, artinya harga beras itu stabil tapi relatif tinggi,” ujar Bayu.
(dov/wdh)