William Mathis - Bloomberg News
Bloomberg, Kapasitas energi terbarukan di seluruh dunia telah meningkat sebesar 50% tahun lalu. Pertumbuhan ini pun akan melampaui rekor dalam 10 tahun ini berkat kenaikan harga panel surya, terutama di China.
Badan Energi Internasional mengatakan bahwa pada tahun 2023, hampir 510 gigawatt energi terbarukan akan dipasang, mencetak rekor selama 22 tahun berturut-turut. Didukung oleh pertumbuhan pesat armada tenaga surya di China, dunia berfokus pada tujuan pertemuan iklim COP28 untuk meningkatkan jumlah energi terbarukan hingga akhir tahun ini.
"Di bawah kebijakan dan kondisi pasar saat ini, kapasitas energi terbarukan global sudah berada di jalur yang tepat untuk meningkat dua setengah kali lipat pada tahun 2030," ujar Direktur Eksekutif IEA, Fatih Birol. "Memang belum cukup untuk mencapai target COP28 untuk melipatgandakan energi terbarukan, namun kita sudah semakin dekat--dan pemerintah memiliki alat yang dibutuhkan untuk menutup kesenjangan tersebut."
Jatuhnya harga panel surya membantu China untuk menggunakan jumlah produksi listrik bersih yang mencapai rekor pada tahun 2023. Ini menunjukkan sedikit tanda perlambatan. Dari tahun 2023 hingga 2028, IEA memperkirakan negara ini akan membangun sekitar 30% lebih banyak kapasitas energi terbarukan dibandingkan dengan negara-negara lain di dunia. Pertumbuhan China begitu pesat, sehingga IEA menaikkan perkiraan energi bersih untuk enam tahun ke depan untuk negara tersebut sebesar 64%.
Instalasi tenaga surya di atap rumah adalah kunci pertumbuhan sektor ini, baik di China maupun di tempat lain, karena pemilik rumah dan bisnis beralih ke teknologi ini untuk mengurangi tagihan listrik dan emisi. Sektor tenaga surya terdistribusi akan tumbuh lebih dari 200% dari 2023 hingga 2028, dibandingkan dengan enam tahun sebelumnya, melebihi penambahan tenaga angin, menurut IEA.
Akan tetapi, karena masalah rantai pasokan, inflasi, dan biaya pinjaman yang meningkat, pertumbuhan tenaga angin menjadi lebih lambat. Ini mengancam proyek di Eropa dan Amerika Serikat, terutama untuk pembangkit listrik lepas pantai. IEA memangkas proyeksi kapasitas angin lepas pantai baru untuk AS hingga lebih dari 60% sebagai akibat dari pembatalan dan penundaan proyek pengembang karena kenaikan biaya.
Badan ini juga menurunkan proyeksi untuk tenaga angin di Eropa karena penundaan proyek dan kemacetan jaringan listrik.
Untuk mendorong dunia menuju target iklim, pertumbuhan tenaga angin harus ditingkatkan, terutama di daerah seperti Eropa utara, di mana sinar matahari jarang terbit di musim dingin saat permintaan listrik meningkat.
(bbn)