Israel tahun lalu menyetujui anggaran dua tahun untuk 2023 dan 2024, tetapi perang melawan Hamas di Gaza telah menggoyang keuangan pemerintah, sehingga membutuhkan perubahan anggaran dan pengeluaran tambahan.
Pada Desember, parlemen Israel menyetujui anggaran perang khusus untuk tahun 2023 sebesar hampir 30 miliar shekel untuk membantu mendanai perang dan memberikan kompensasi kepada mereka yang terkena dampak serangan Hamas pada 7 Oktober yang memicu perang.
Kementerian Keuangan mengatakan bahwa perang ini kemungkinan akan menelan biaya setidaknya 50 miliar shekel lagi pada tahun 2024 dan mengakibatkan defisit anggaran hampir tiga kali lipat menjadi sekitar 6% dari produk domestik bruto. Proyeksinya, pertempuran akan berlangsung hingga Februari.
Pada Selasa, Netanyahu dan para pejabat Kementerian Keuangan mengadakan pertemuan membahas mengenai anggaran, tetapi Yaron tidak diundang. Juru bicara Yaron mengatakan bahwa sang gubernur diundang ke rapat kabinet pada Kamis. Saat dimintai tanggapan, kantor Netanyahu belum menjawab.
Yaron mencatat bahwa kenaikan utang satu kali diperkirakan akan terjadi dan belanja pertahanan diproyeksikan melonjak, "tanpa melakukan penyesuaian yang diperlukan dalam anggaran, hal itu dapat membahayakan pertumbuhan ekonomi dan menyebabkan memburuknya rasio utang terhadap PDB di tahun-tahun mendatang, yang akan berdampak negatif pada cara pandang terhadap solidnya ekonomi Israel."
Pekan lalu, bank sentral menurunkan suku bunga jangka pendek untuk pertama kalinya sejak 2020 untuk mendukung perekonomian, tetapi para pembuat kebijakan memperingatkan bahwa kebijakan fiskal yang longgar dapat memperlambat laju penurunan suku bunga di masa depan.
(bbn)