Perbedaan tersebut telah mengguncang pasar selama setahun terakhir, dan merupakan faktor utama di balik selisih 180 basis poin untuk imbal hasil Treasury 10 tahun selama 2023.
Banyak investor, termasuk Mac Gorain dari JPMorgan Asset dan Jeffrey Gundlach dari DoubleLine Capital, secara prematur memperkirakan berakhirnya pengetatan the Fed tahun lalu, tetapi hal itu tidak terjadi karena ekonomi AS terbukti lebih kuat dari yang diantisipasi.
'Kejutan Besar'
"Ini merupakan kejutan besar bagi kami dan pihak-pihak lain bahwa sebenarnya inflasi telah turun tanpa adanya pelemahan ekonomi yang signifikan yang akan menyebabkan the Fed menurunkan suku bunga," kata Mac Gorain mengenai perkiraannya sebelumnya. "Hampir sepanjang tahun lalu kami berpikir bahwa kami akan berada dalam kondisi resesi, dan ternyata tidak."
Mac Gorain mengungkapkan tahun ini sangat mungkin the Fed mencapai target inflasi yang telah dicanangkan dengan melihat telah terjadi sejumlah kemajuan pada berbagai ukuran inflasi yang berbeda.
Imbal hasil acuan 10 tahun dapat turun sekitar 50 basis poin dari level saat ini menjadi sekitar 3,50% tahun ini karena The Fed melonggarkan kebijakan moneter, kata Mac Gorain.
Mac Gorain membantu mengawasi sejumlah strategi JPMorgan Asset Management, termasuk Global Government Bond Fund yang memberikan imbal hasil 1,1% pada tahun lalu, menurut data yang dikumpulkan oleh Bloomberg. Ia juga membantu mengelola strategi Obligasi Pemerintah Uni Eropa yang naik 3,7% pada periode yang sama.
JPMorgan Asset Management dalam skenario dasarnya tetap memperkirakan ekonomi AS akan mendarat mulus atau soft landing tetapi meski ada kemungkinan terjadinya resesi.
"Imbal hasil riil 1% adalah tingkat yang bisa Anda dapatkan dalam resesi," katanya. "Keuntungan memiliki durasi di sini adalah Anda mendapatkan setidaknya imbal hasil riil yang masuk akal."
(bbn)