Adapun konsensus sejauh ini memperkirakan inflasi akan menguat menjadi 3,2% pada Desember dari bulan sebelumnya di 3,1%. Sementara inflasi inti Desember diperkirakan melandai ke kisaran 3,8% year-on-year dari sebelumnya menyentuh 4%.
Gubernur Federal Reserve Bank of New York John Williams menyatakan, kebijakan moneter The Fed saat ini sudah cukup ketat untuk membawa inflasi kembali ke target Bank Sentral. Namun, menurutnya, masih membutuhkan lebih banyak bukti bahwa inflasi AS benar-benar sudah rendah sebelum memulai pivot, atau pemangkasan suku bunga acuan.
"Ketika inflasi sudah rendah dan perekonomian juga pasar tenaga kerja sudah kembali seimbang, perkiraan saya tingkat bunga juga akan ikut turun," jelas Williams, seperti yang diwartakan oleh Bloomberg News, Kamis (11/1/2024).
“Saya perkirakan kita perlu mempertahankan sikap kebijakan yang restriktif untuk beberapa waktu, agar tujuan kita bisa sepenuhnya tercapai, dan akan tepat jika kita mengurangi tingkat pengekangan kebijakan ketika kita yakin bahwa inflasi bergerak menuju 2% pada saat ini. berkelanjutan,” imbuhnya.
Tim Research Phillip Sekuritas Indonesia memaparkan, investor menimbang waktu dan besaran dari pemangkasan suku bunga oleh Bank Sentral AS (Federal Reserve/The Fed) di tahun 2024 menjelang rilis data inflasi AS minggu ini.
“Ekspektasi bahwa Federal Reserve akan mulai memangkas suku bunga acuan paling cepat bulan Maret secara perlahan mulai pudar. Pelaku pasar uang melihat 65,7% peluang penurunan suku bunga paling tidak sebesar 25 bps di bulan Maret, turun dari 79% minggu lalu,” mengutip riset harian Tim Research Phillip Sekuritas.
Bank Dunia (World Bank) baru saja merilis laporan Global Economic Prospects (GEP) terbarunya. Dalam laporan itu, pertumbuhan ekonomi global di tahun 2024 diprediksi akan melambat selama tiga tahun berturut-turut namun berhasil menghindari resesi.
Pertumbuhan ekonomi global diproyeksikan mencapai 2,4% tahun ini, turun dari estimasi pertumbuhan 2,6% di 2023 akibat melemahnya perdagangan global dan dampak dari kenaikan suku bunga oleh Bank Sentral di dunia untuk mendinginkan inflasi.
Di tahun 2025, pertumbuhan ekonomi global diprediksi akan kembali naik dan menguat menjadi 2,7%.
Dari regional, spekulasi juga datang dari kebijakan Bank of Japan (BOJ) yang mungkin tidak akan merubah kebijakan moneternya yang sangat longgar dalam waktu dekat.
Data terkini menunjukkan bahwa pertumbuhan upah melambat selama 20 bulan berturut-turut. Rata-rata Upah Tunai (Average Cash Earnings) pekerja di Jepang tumbuh melambat menjadi 0,2% Y/Y di November dari sebelumnya 1,5% Y/Y pada Oktober, jauh di bawah tingkat inflasi inti bulan November yang sebesar 2,5% Y/Y. Melambatnya laju kenaikan upah ini tentunya akan lebih mempersulit BOJ untuk berpaling dari kebijakan moneter yang sangat longgar.
Dari dalam negeri, Penjualan Ritel Indonesia berhasil tumbuh positif pada November. Kinerja positif ini diperkirakan akan terus berlanjut pada Desember.
Bank Indonesia melaporkan Penjualan Ritel atau eceran yang dicerminkan dengan Indeks Penjualan Riil (IPR) ada di 207,9 pada November. Naik 0,2% dibandingkan bulan sebelumnya (month-to-month/mtm).
Dibandingkan November 2022 (year-on-year/yoy), Penjualan Ritel berhasil tumbuh 2,1%. Tetap kuatnya kinerja penjualan eceran tersebut terutama didorong oleh Subkelompok Sandang dan Kelompok Bahan Bakar Kendaraan Bermotor yang tumbuh meningkat dibandingkan dengan bulan sebelumnya.
Pada Desember, IPR diperkirakan berada di 217,9. Tumbuh dengan kenaikan 4,8% mtm dan menguat 0,1% yoy.
Pertumbuhan IPR Desember didorong oleh meningkatnya pertumbuhan Kelompok Bahan Bakar Kendaraan Bermotor serta Makanan, Minuman, dan Tembakau. Sejalan dengan perayaan HBKN Natal dan libur tahun baru yang meningkatkan permintaan dalam negeri, serta strategi potongan harga dari peritel.
Analis MNC Sekuritas Herditya Wicaksana memaparkan, IHSG bergerak menguat 0,38% ke 7.227 disertai dengan munculnya volume pembelian, penguatan IHSG pun mampu berada di atas MA-20.
“Saat ini, posisi IHSG diperkirakan sedang berada pada bagian dari wave b dari wave (ii) dari wave [iii], sehingga secara garis besar IHSG masih rawan terkoreksi untuk menguji 7.021 hingga 7.111,” papar Herditya dalam risetnya pada Kamis (11/1/2024).
Herditya juga memberikan catatan, namun, dalam jangka pendek IHSG juga berpeluang untuk dapat menguat menguji ke 7.248 hingga 7.307.
Bersamaan dengan risetnya, Herditya memberikan rekomendasi saham hari ini, BIRD, MDKA, MTEL dan PGAS.
Kemudian, Analis Phintraco Sekuritas juga memaparkan, IHSG berpotensi bergerak konsolidasi di rentang area level perdagangan 7.160–7.260 pada Kamis (11/1).
“IHSG diperkirakan sideways pada rentang konsolidasi 7.200–7.300 di Rabu (10/1) pasca rebound di perdagangan Selasa (9/1). Secara teknikal, slope pada indikator Stochastic RSI dan MACD telah menurun, sehingga peluang IHSG untuk konsolidasi akan lebih besar,” tulisnya.
Melihat hal tersebut, Phintraco memberikan rangkuman rekomendasi saham hari ini, dengan strategi Buy on Support seperti INTP serta dapat mencermati saham ADMR, BTPS, MIKA, ERAA, dan ANTM.
(fad)