Logo Bloomberg Technoz

Konsensus pasar yang dihimpun Bloomberg memperkirakan Inflasi bulanan (month-to-month/mtm) sebesar 0,2%. Lebih tinggi dibandingkan bulan sebelumnya yang sebesar 0,25%.

Kemudian inflasi tahunan (year-on-year/yoy) diperkirakan sebesar 3,2%. Lebih tinggi dibandingkan November yang 3,1%.

Dengan inflasi yang masih ‘bandel’, bank sentral Federal Reserve diperkirakan sulit untuk menurunkan suku bunga acuan dalam waktu dekat. Padahal, penurunan suku bunga acuan jadi harapan utama harga emas untuk naik.

“Namun kalau inflasi lebih rendah dari perkiraan, maka akan memberi alasan bagi The Fed untuk menurunkan suku bunga acuan tahun ini dan akan mengerek harga emas. Sepanjang belum ada kepastian, maka sepertinya perdagangan akan berlangsung sepi,” kata Bob Haberkorn, Senior Market Strategist di RJO Futures, seperti dikutip dari Bloomberg News.

Analisis Teknikal

Secara teknikal dengan perspektif harian (daily time frame), emas cenderung bearish. Terlihat dari Relative Strength Index (RSI) yang sebesar 47,09. RSI di bawah 50 menandakan suatu aset sedang dalam posisi bearish.

Sementara indikator Stochastic RSI berada di 0,94. Sudah jauh dari 20, sudah sangat jenuh jual (oversold).

Oleh karena itu, ruang kenaikan harga emas masih terbuka. Target resisten terdekat ada di US$ 2.031/ons. Penembusan di titik ini bisa membawa harga naik lagi menuju US$ 2.042/ons.

Sedangkan target support terdekat adalah US$ 2.016/ons. Jika tertembus, maka harga emas bisa saja meluncur turun hingga US$ 1.968/ons.

(aji)

No more pages