Presiden Federal Reserve Bank of New York John Williams menyatakan, kebijakan moneter The Fed saat ini sudah cukup ketat untuk membawa inflasi kembali ke target bank sentral. Namun, menurutnya, bank sentral masih membutuhkan lebih banyak bukti bahwa inflasi AS benar-benar sudah rendah sebelum memulai pivot atau menurunkan bunga.
"Ketika inflasi sudah rendah dan perekonomian juga pasar tenaga kerja sudah kembali seimbang, perkiraan saya tingkat bunga juga akan ikut turun," jelas Williams seperti dilansir dari Bloomberg News, Kamis (11/1/2024).
Sementara itu, dari dalam negeri, rupiah menghadapi sentimen perlambatan laju penjualan ritel seperti yang terungkap dari hasil survei penjualan eceran yang dilansir Bank Indonesia kemarin. Penjualan eceran riil pada November melambat dan diprediksi akan berlanjut lambat pada Desember.
Sementara ekspektasi penjualan eceran dalam tiga bulan ke depan yakni pada Februari, ketika Pemilu digelar, diprediksi menurun. Survei terbaru itu memberi peringatan lebih lanjut tentang tekanan daya beli masyarakat saat ini, juga setelah data inflasi inti Desember terjatuh ke level terendah sejak akhir 2021.
Bank Dunia dalam kajian terbaru Prospek Ekonomi Global 2024 yang dilansir 9 Januari, memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2023 akan mencapai 5%, angka itu lebih tinggi ketimbang prediksi World Bank terakhir untuk Indonesia di angka 4,9%.
Sementara untuk 2024 dan 2025, pertumbuhan ekonomi RI akan stagnan di kisaran 4,9%. Bank Dunia menurunkan prediksi pertumbuhan ekonomi Indonesia untuk 2025 dari tadinya 5% menjadi 4,9% memberi sinyal bahwa tekanan perlambatan ekonomi akan berlangsung lebih lama ketimbang perkiraan awal.
Analisis teknikal
Dalam jangka pendek, rupiah berpotensi membentuk tren lower low, dengan membentuk trendline channel di antara Rp15.590/US$, tercermin dari time frame daily dan menggaris chart dalam tren satu tahun ke belakang.
Apabila rupiah memberikan indikasi penguatan, resistance terdekat dapat menuju Rp15.525/US$, sementara kisaran gerak rupiah dalam tren menguat di antara Rp15.500-Rp15.440/US$.
Untuk hari ini, rupiah masih memperlihatkan potensi pelemahan ke target koreksi terdekat di kisaran Rp15.580-Rp15.605/US$. Level support selanjutnya berpotensi tertahan di Rp15.640/US$.
(rui)