Gerah di Laut Merah, AS Pertimbangkan Gebuk Houthi di Yaman
News
11 January 2024 06:55
Alex Wickham, Iain Marlow dan Peter Martin - Bloomberg News
Bloomberg, Amerika Serikat dan sekutunya sedang menimbang opsi-opsi pembalasan terhadap serangan yang meningkat di laut oleh militan Houthi saat mereka berjuang untuk menyeimbangkan tekad mereka untuk menghalangi agresi lebih lanjut dengan risiko memicu perang Timur Tengah yang lebih luas.
Houthi, yang berbasis di Yaman, meluncurkan serangan rudal dan pesawat tak berawak terbesar mereka hingga saat ini terhadap kapal-kapal di Laut Merah pada Selasa, menantang pasukan Amerika Serikat dan Inggris yang sedang berpatroli di jalur air yang kritis tersebut. Pesawat-pesawat jet dan kapal perang Amerika dan Inggris menembak jatuh 18 pesawat tak berawak dan tiga rudal anti-kapal, menurut militer Amerika.
Insiden ini menyoroti kegagalan tindakan AS dan sekutu sejauh ini untuk menghalangi serangan oleh kelompok militan yang didukung Iran, yang telah menembakkan rudal ke kapal-kapal kontainer dan militer hampir setiap hari selama dua bulan terakhir. Gedung Putih telah mempertimbangkan serangan militer terhadap target-target Houthi di Yaman, Bloomberg News melaporkan, meskipun ada risiko eskalasi regional.
"Kami telah menjelaskan kepada lebih dari 20 negara lain bahwa jika ini terus berlanjut, seperti yang terjadi kemarin, akan ada konsekuensinya," kata Menteri Luar Negeri Antony Blinken kepada para wartawan pada Rabu saat singgah di Bahrain, tanpa menjelaskan opsi-opsi yang ada. "Ini merupakan ancaman yang jelas bagi kepentingan negara-negara di seluruh dunia, dan penting bagi komunitas internasional untuk bersatu untuk menanggapinya."