Logo Bloomberg Technoz

Bloomberg Technoz, Jakarta - Emiten Prajogo Pangestu, PT Chandra Asri Pacific Tbk (TPIA) menyatakan akan melakukan sejumlah ekspansi besar terkait pengembangan usaha perseroan pada tahun ini. Ini mengingat TPIA saat ini tengah memiliki kas sebesar US$2 miliar atau setara Rp31,13 triliun. 

Direktur Sumber Daya Manusia dan Urusan Korporat Chandra Asri Suryandi mengutarakan, pihaknya akan membangun pabrik chlor-alkali dan ethylene dichloride (pabrik CA-EDC) dengan nilai investasi sekitar US$ 800 juta pada awal tahun 2024.

“Dalam waktu dekat kami akan umumkan terkait dengan pembangunan ini dan juga final investment decision-nya. Sehingga kami tidak berhenti di petrokimia yang memproduksi seperti Chandra Asri Perkasa atau Chandra Asri Pasifik  saat ini. Kami sudah masuk untuk mendukung industri hilir. Itu dibutuhkan untuk supply chain dari pengembangan kendaraan listrik di Indonesia dan global,” kata Suryandi dalam paparan publik, Rabu (10/1/2024). 

“Ini menunjukkan keseriusan kami dalam proyek tersebut. Proyek ini memakan waktu 26 bulan sampai 28 bulan untuk selesai,” katanya. Suryandi juga menyatakan mayoritas dari capex tahun atau mencapai US$ 300 juta akan digunakan untuk pembangunan pabrik CA-EDC yang terintegrasi berskala dunia.

Pabrik CA-EDC nantinya dioperasikan oleh anak usaha Chandra Asri Perkasa (CAP) 2, yakni PT Chandra Asri Alkali, yang akan memproduksi 500.000 metrik ton ethylene dichloride per tahun serta lebih dari 400.000 metrik ton caustic soda per tahun. Kehadiran pabrik CA-EDC diharapkan dapat membantu kekurangan bahan baku di Asia Tenggara.

Hilirisasi Nikel

Direktur Legal, External Affairs & Circular Economy Chandra Asri  Edi Rivai menambahkan, caustic soda merupakan material penting untuk hilirisasi nikel. Caustic soda menjadi salah satu bahan baku pemurnian dari nikel. Selain itu, caustic soda juga digunakan untuk industri sabun dan deterjen.

Indonesia sendiri diprediksi mengalami defisit hingga 462 kilo ton caustic soda pada tahun 2026.  “Posisi caustic soda sangat penting untuk pengembangan electric vehicle (EV), yang saat ini masih banyak diimpor,” tutur Edi.

Kemudian, TPIA juga akan mengembangkan proyek Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) terapung di Waduk Krenceng, Cilegon. TPIA juga berkomitmen mencetak pertumbuhan eksponensial baik melalui pertumbuhan organik maupun ekspansi portofolio pada bisnis infrastruktur.

Sementara itu, progres proyek  CAP2 masih  dalam tahap rekonfigurasi. Adapun, proyek CAP2 yang memakan nilai investasi US$5 miliar ini telah dimulai sejak 2022 dan ditargetkan beroperasi komersial pada 2027.

(mfd/dhf)

No more pages