Logo Bloomberg Technoz

Barito Pacific dan Barito Renewables berhasil sedikit pulih pada Rabu.

Kejatuhan ini merupakan pukulan telak bagi Prajogo, yang kekayaannya melonjak US$26,5 miliar tahun lalu berkat IPO Barito Renewables, produsen listrik panas bumi yang hampir separuh sumber kekayaannya. Prajogo, yang mendirikan perusahaan petrokimia Barito Pacific pada 1979, telah berusaha mendiversifikasi portofolio energi terbarukannya seiring dengan upaya Indonesia, salah satu negara penghasil emisi CO2 terbesar di dunia, untuk mencapai target nol emisi karbon.

Lonjakan saham Barito Renewables tahun lalu telah menimbulkan kecurigaan. JPMorgan Chase & Co bahkan menurunkan peringkat saham Barito Pacific bulan lalu, dengan alasan valuasi yang tidak lagi wajar setelah kenaikan yang besar.

Bursa Efek Indonesia juga sedang menyelidiki adanya manipulasi saham pada anak perusahaan Prajogo, PT Petrindo Jaya Kreasi, perusahaan tambang batu bara dan emas. Saham perusahaan tersebut telah ditangguhkan selama lebih dari tiga minggu setelah naik lebih dari 6.000% sejak melantai di bursa pada Maret. Otoritas Jasa Keuangan Indonesia menegaskan bahwa manipulasi saham yang terbukti akan dikenakan sanksi.

Prajogo, yang mengalami penurunan kekayaan terbesar pada Selasa lalu, kini termasuk dalam jajaran orang-orang dengan kerugian terbesar di dunia pada 2024, menyusul Bernard Arnault dari Prancis dan Elon Musk dari Tesla Inc.

(bbn)

No more pages