IHSG menjadi sedikit dari sekian Bursa Asia yang menghijau sepanjang hari, indeks Nikkei 225 (Tokyo), Topix (Jepang), dan Ho Chi Minh Stock Index (Vietnam), yang menguat masing-masing 2,01%, 1,3%, dan 0,25%.
Jadi, IHSG adalah indeks dengan penguatan tertinggi ketiga di Asia, setelah indeks Tokyo dan Jepang.
Sementara Bursa Saham Asia lainnya parkir di zona lautan merah, i.a PSEI (Filipina), KLCI (Malaysia), Shenzhen Comp. (China), Kospi (Korea Selatan), Straits Times (Singapura), Hang Seng (Hong Kong), Shanghai Composite (China), TW Weighted Index (Taiwan), dan SETI (Thailand), terpangkas masing-masing 1,09%, 0,8%, 0,76%, 0,75%, 0,59%, 0,57%, 0,52%, 0,4%, dan 0,23%.
Salah satu sentimen yang mewarnai laju indeks Asia hari ini adalah datang dari Bank Sentral Amerika Serikat (Federal Reserve/The Fed) yang mengindikasikan suku bunga acuan FFR akan tetap tinggi dalam jangka waktu lebih lama dari perkiraan, jika data inflasi jauh dari perkiraan pasar.
Seperti yang diwartakan Bloomberg News, Kamis malam, US Bureau of Labor Statistics akan mengumumkan data inflasi AS Desember.
Konsensus pasar yang dihimpun Bloomberg memperkirakan inflasi bulanan AS (month-to-month/mtm) sebesar 0,2%. Lebih tinggi dibandingkan bulan sebelumnya yang sebesar 0,1%.
Kemudian inflasi tahunan AS (year-on-year/yoy) diperkirakan akan meningkat mencapai 3,2%. Lebih tinggi dibandingkan November yang 3,1%.
Dengan inflasi yang masih ada di level tinggi, Bank Sentral (Federal Reserve/The Fed) diperkirakan sulit untuk menurunkan suku bunga acuan dalam waktu dekat.
Sementara ekspektasi terhadap pemangkasan suku bunga The Fed pada Maret nanti bertahan di angka probabilitas 60%, lebih rendah dibanding pekan lalu yang masih di kisaran 70%.
Sebagai sentimen lanjutan, dalam pernyataan terbaru The Fed hari ini, Wakil Ketua Pengawasan Bank The Fed Michael Barr, mengisyaratkan kemungkinan tidak akan memperpanjang program pinjaman darurat, Bank Term Funding Program (BTFP), yang dilansir sejak terjadi kejatuhan beberapa bank regional Maret kemarin.
Sejauh ini perbankan di AS sudah menggunakan fasilitas itu hingga sebesar US$141 miliar yang secara resmi memang usai pada 11 Maret nanti.
Atas sentimen tersebut, dini hari tadi waktu Indonesia, 3 indeks utama di Wall Street finish bervariasi. Indeks Nasdaq Composite menguat 0,09%, S&P 500 melemah 0,15%. Sementara, Dow Jones Industrial Average (DJIA) turun 0,42%.
(fad/aji)