Pada hari pertama listing, saham ASLI jatuh dengan nyaris mendekati level Auto Reject Bawah (ARB) dan berlanjut hingga keesokan harinya. Di hari pertamanya saham ASLI jatuh 11% dengan kehilangan 11 poin ke level Rp89/saham.
Adapun sampai dengan siang hari ini, saham tersebut sudah menetap pada jajaran top losers dengan anjlok 5,08%. Harganya tersisa Rp56/saham.
Artinya apabila berinvestasi pada saham ASLI sejak melantai, dana investasi kita tersisa nyaris setengahnya, atau 56%. Ibaratnya, bila kita menempatkan dana Rp100 juta ketika penjatahan IPO, dana investasi tersebut floating loss mencapai Rp44 Juta, dan apabila merealisasikannya, dana investor hanya tersisa di kisaran Rp56 juta.
Fenomena kurang menyenangkan tersebut mengingatkan dengan yang terjadi pada 2023 kemarin ketika sejumlah 51 saham dari total 79 saham IPO yang melenggang di Bursa Efek Indonesia mencatat return negatif.
Jumlah itu setara dengan 64% atau lebih dari separuh dari saham-saham IPO yang merosot harganya.
Di tahun ini, pipeline BEI sudah ada sedikitnya 30 rencana IPO perusahaan di mana pada Januari ini dijadwalkan sekitar delapan saham perdana ditawarkan.
Tips Menghindari 'Nyangkut' di Saham IPO
Muhammad Faturrahman Aria, Investment Specialist Mirae Asset Sekuritas Indonesia memaparkan, investor sepatutnya mencermati dengan seksama setiap perusahaan yang akan melantai di pencatatan Bursa Efek Indonesia. Ditambah lagi pada tahun ini banyak perusahaan yang antre untuk melangsungkan IPO.
Saat memesan dan membeli saham IPO seperti saat ini, investor juga harus memperhatikan secara sektoralnya. Fatur menyebut, investor harus selalu update berita terkini terkait arah sektoral apa yang potensial dalam beberapa tahun ke depan.
Adapun berikut saran dan tips dalam analisis saham IPO bagi investor sebelum memesannya.
- Analisis mendalam fundamental perusahaan dan rangkum prospektus saham IPO-nya.
- Mencermati Rasio Profitabilitas, Analisis Arus Kas, valuasi Price Earning Ratio (PER) dan Price Book Value (PBV), serta bandingkan dengan sektoralnya.
- Perhatikan tujuan IPO dan penggunaan dana hasil IPO-nya akan digunakan untuk apa saja.
- Cermati masa-masa Book Building, oversubscribe atau undersubscribed, hingga penentuan harga offeringnya.
- Perhatikan track record Penjamin Emisi calon emiten.
Selain itu, Fatur juga mengatakan sentimen pasar secara makro ekonomi, ekspansi ke depan, dan paparan bisnis dari emiten terkait juga dapat mempengaruhi pergerakan harga pada masa mendatang.
(fad/aji)