Faktor tersebut, menurut Airlangga, menjadi penyebab terjadinya kerugian ekonomi pada pesisir Pantura Jawa. Mengingat, ancaman bencana itu berdampak pada keberlangsungan aktivitas ekonomi dan aset infrastruktur ekonomi nasional di wilayah itu.
Selain itu, terdapat 50 juta jiwa masyarakat yang tinggal di wilayah Pantura Jawa, sehingga berpotensi terkena dampak dari bencana tersebut.
“Hasil studi JICA pada 2020 menunjukkan kawasan Pantura Jawa menyumbang sekitar 20,7% PDB (produk domestik bruto) Indonesia. Diperkirakan setidaknya terdapat 70 kawasan industri, 5 kawasan ekonomi khusus (KEK), 28 kawasan peruntukan industri, 5 wilayah pusat pertumbuhan industri, dan wilayah perekonomian lainnya yang akan terdampak,” paparnya.
Airlangga juga memaparkan upaya yang dilakukan pemerintah untuk menanggulangi bencana tersebut. Yakni dengan pembangunan tanggul pengaman pantai dan sungai serta pembangunan sistem polder dan pompa di Wilayah Utara Provinsi DKI Jakarta, Banten, dan Jawa Barat.
Ia menyampaikan, pembangunan itu merupakan salah satu proyek strategis nasional (PSN) yang diharapkan pembangunannya dapat selesai pada akhir 2024.
Hingga akhir tahun 2023 lalu, pemerintah telah menyelesaikan pembangunan 190 PSN dengan total investasi sebesar Rp1.515,4 triliun.
(azr/lav)