Logo Bloomberg Technoz

Para tahun 2015 Bitcoin menyentuh harga US$1.000 per koin. Lalu, pada tahun 2021  melesat hingga hampir menyentuh US$70.000. Selanjutnya, harganya berfluktuasi sejak saat itu, tetap hanya sedikit aset lain yang mengalami perputaran seperti mata uang kripto terbesar didunia.

Ketika harga Bitcoin turun, mungkin Anda familiar dengan ucapan berupa ajakan dari para pengguna kripto untuk membeli Bitcoin saat turun.

Namun, bagaimana cara membelinya? Sebagai pengguna baru Bitcoin, Anda perlu memiliki kejelasan titik awal untuk memulai sesuatu, termasuk Bitcoin ini.

Bitcoin. (Dok: Bloomberg)

Berikut merupakan penjelasan serta informasi terbaru mengenai kripto kepada Anda

Mata uang kripto memiliki reputasi yang sulit untuk dipahami, jadi jangan sungkan untuk bertanya. Haris Poll dalam sebuah publikasi menyatakan bahwa 61% orang yang mengetahui mata uang kripto, masih sedikit pengetahuan mengenai bagaimana kerja mata uang tersebut. Jumlahnya tentu terus meningkat hingga tahun 2024 ini.

Tidak jarang, internet berisikan informasi yang kontradiktif dan juga sulit untuk memetakan kejelasannya. Setiap kali Dan Herron melakukan pencarian 'cara berinvestasi', yang ia temukan 10 juta sumber dan tidak ada otoritas.

Penasihat Keuangan di Elemental Wealth Advisors di San Luis Obispo, California, ingin belajar lebih banyak mengenai mata uang kripto untuk pada klien milenialnya, alasan lain adalah karena sudah melihat kenaikan signifikan pada harga aset tersebut.

Bitcoin Jadi Investasi Jangka Panjang

Herron Poll, dan beberapa pihak lainnya melihat bahwa Bitcoin merupakan bagian dari salah satu investasi yang memiliki jangka waktu sekitar 25 sampai 30 tahun pada sektor keuangan digital.

Heron juga mengatakan bahwa investasi pada mata uang kripto tidak bisa dilakukan secara terburu-buru, apalagi menggunakan tabungan darurat ke dalam mata uang kripto.

"Anda mungkin mempertimbangkannya jika Anda memiliki kemampuan untuk menempatkan 5% dari portofolio anda di sana, dan biarkan saja naik dan lihat apa yang terjadi," ucap Herron dilansir Bloomberg News.

Bagi para pengguna, Bitcoin dikatakan sebagai 'emas digital'. Para penggiat Bitcoin juga mengklaim bahwa mata uang kripto adalah pembatas yang bagus untuk menahan inflasi yang terus meningkat.

Ini terjadi karen logika mereka mengatakan bahwa Bitcoin dirancang untuk memiliki pasokan yang terbatas. Maka Bitcoin tidak dapat didevaluasi oleh pemerintah maupun bank sentral.

Namun dalam waktu dekat lalu, para ahli mempertanyakan kegunaan dari Bitcoin mengapa dikatakan sebagai pembatas yang digunakan untuk menahan inflasi, dan memperingatkan bahwa hal ini tentu memiliki risiko tersendiri.

Contoh, harga Bitcoin sempat anjlok sekitar 30% sejak harga tertinggi di awal November tahun 2020, bahkan ketika inflasi telah melonjak hingga 7,9%.

Pergerakan Harga Bitcoin Lompat Menyentuh US$47.000 (Bloomberg)

Ragu Pada Volatilitasnya

Pendiri dan CEO Twin Cities Wealth Strategies Inc, Dana Menard, terlihat optimis pada kinerja mata uang kripto, tetapi tetap memiliki kekhawatiran terhadap peraturan.

"Tanpa restu Komisi Sekuritas dan Bursa AS (SEC) , hal tersulit bagi Bitcoin adalah kurangnya pengawasan dan spekulasi 'koboi; yang menyebabkan harga bergerak dalam nilai besar dalam waktu singkat," jelas Menard.

Menard  mendesak agar berhati-hati saat berkonsultasi tentang Bitcoin secara online. "Itu tidak diatur, jadi siapa pun bisa memberi nasihat," katanya. Tidak semua orang memikirkan kepentingan terbaik Anda.

Bitcoin. (Dok: Bloomberg)

Dasar-dasar Pembelian Bitcoin

1. Apa sebenarnya yang Anda beli?

Bitcoin bukanlah berupa koin fisik, "ini hanyalah angka", kata Carsten Sorensen, seorang Profesor di London School of Economics yang mengajar mengenai mata uang kripto.

Tergantung dengan kebutuhan Anda, Anda bisa membeli satu Bitcoin, 10 Bitcoin, atau sebagian kecil dari satu Bitcoin.

Bitcoin dapat dibagi menjadi delapan desimal, sebagian kecil dari keseluruhannya juga dapat dibeli.

Jadi, jika Anda membeli mata uang kripto dengan nilai US$100 saat diperdagangkan dengan harga sekitar US$19.000, berarti Anda memiliki sekitar 0,0053 Bitcoin (harga pada Desember tahun 2020).

2. Apakah Ada membutuhkannya?

Jawabannya bisa iya atau tidak. Jika Anda merupakan seorang pengguna broker seperti Robinhood, Anda dapat berbelanja tanpa perlu menggunakan dompet.

Robinhood merupakan pemegang hak asuh atas mata uang tersebut. Namun, jika Anda ingin membeli Bitcoin sendiri tanpa menggunakan Robinhood, Anda perlu menyiapkan dompet.

Secara umum, dompet merupakan tempat penyimpanan Bitcoin. Dalam Bitcoin, dompet tersebut bersifat virtual, dompet populer yang biasa digunakan orang banyak, diantaranya Blockchain.com, Exodus, Electrum, dan Mycelium.

Anda dapat mengakses dompet-dompet tersebut melalui ponsel atau komputer Anda.

Dompet tersebut dikatakan tinggi dalam segi keamanannya, yang bahkan terputus dari koneksi internet dan menambahkan beberapa lapisan perlindungan ekstra dari para peretas.

Grafik minat dan permintaan koin digital Bitcoin hingga Januari 2024 dalam skema call option. (Dok: Bloomberg)

3. Bagaimana cara membeli Bitcoin?

Anda perlu membuat akun terlebih dahulu dan memasukan metode pembayaran sesuai dengan keinginan. Setelah melakukan pembuatan akun, Anda perlu menuju bursa tempat jual-beli aset kripto yang memiliki reputasi baik.

Lalu, anda akan dimintai detail informasi seperti rekening bank atau kartu debit atau kartu kredit. Selanjutnya, Anda perlu membuktikan data diri identitas anda seperti SIM, atau dengan paspor.

Setelah dilakukan verifikasi, Anda dapat memulai pembelian Bitcoin dengan metode pembayaran yang sudah anda pilih sebelumnya. Setelah melakukan pembelian dan pembayaran, Anda perlu mentransfer Bitcoin yang Anda beli ke dompet digital dan perhatikan selalu saat harganya berfluktuasi.

4. Bisakah digunakan untuk berbelanja?

Tentu bisa, beberapa toko sudah mulai menerima opsi pembayaran menggunakan Bitcoin, salah satunya toko kecil hingga resor ski di Swiss. Namun kebanyakan orang tidak menggunakan Bitcoin untuk membeli sesuatu, melainkan digunakan untuk investasi atau penyimpanan harta seperti halnya orang membeli emas tetapi tidak digunakan sehari-hari.

Korelasi Bitcoin dengan saham dan emas telah surut. (Dok: Bloomberg)

5. Bagaimana dengan ETF Bitcoin?

Salah satu perkembangan yang ditunggu pada dunia Bitcoin saat ini adalah persetujuan ETF Bitcoin. Setelah hampir selama satu dekade ditunggu, ETF Bitcoin akhirnya terwujud pada tahun 2021.

Selama bertahun-tahun, perusahaan keuangan mengklaim bahwa menciptakan Bitcoin akan memudahkan investor mengakses mata uang kripto tersebut. Daya tarik ETF yang terkait dengan Bitcoin tetap ada.  Proshares Bitcoin Strategy ETF, merupakan yang pertama terdaftar di AS, dan memulai debutnya sebagai mata uang paling banyak diperdagangkan kedua dalam sejarah.

Dan, tahun 2024 tepatnya 10 Januari waktu AS jadi periode paling mendebarkan karena SEC akan mengumunkan apakah ETF Spot Bitcoin akan disetujui, ditolak, atau ditunda keputusannya, dari 12 pengaju proposal yang merupakan para manajer investasi. Meski demikian arus dana telah bersiap masuk dalam jumlah besar karena semakin optimis agensi ini akan memberi 'lampu hijau'.

Kepala perdagangan exchange-traded fund (ETF) di GTS Reggie Browne mengatakan saat ETF Bitcoin resmi diputuskan akan ada arus dana masuk sekitar US$2 miliar (sekitar Rp31 triliun) dalam 30 hari pertama perdagangan perdana. Dalam satu tahun penuh, Browne mengestimasi arus dana bisa mencapai US$10 miliar hingga US$20 miliar (sekitarRp155 triliun-Rp310 triliun).

Sedangkan Teong Hng, kepala eksekutif di perusahaan investasi crypto Satori Research mengatakan bahwa arus dana yang masuk di ETF pasca persetujuan proposal, bahkan mencapai US$50 miliar sampai US$100 miliar, mengutip proyeksi Standard Chartered Bank.

- Dengan asistensi Charlie Wells.

(fik/wep)

No more pages