Permintaan konsumen luar negeri untuk barang-barang China mulai turun pada akhir 2022. Hal ini merusak prospek ekspor dan aspek yang menjadi pilar utama pertumbuhan China selama dua tahun terakhir ini.
“Tekanan pada perdagangan luar negeri telah meningkat secara signifikan tahun ini, terutama karena melemahnya permintaan eksternal,” Menteri Perdagangan China Wang Wentao dalam briefing pekan lalu.
Dia mengatakan banyak perusahaan melaporkan adanya penurunan pesanan, sementara nilai pesanan menyusut dan kontrak jangka panjang semakin pendek.
Dengan ekspor kemungkinan tidak akan mampu mendukung perekonomian sebanyak sebelumnya, maka China memerlukan sumber pertumbuhan lain.
Para pemimpin China termasuk Perdana Menteri Li Keqiang mengatakan bahwa meningkatkan permintaan domestik, yaitu belanja konsumen dan investasi adalah prioritas utama pemerintah untuk tahun 2023.
Sejauh ini, ekonomi China telah pulih dengan kuat setelah pembatasan Covid Zero tahun lalu, dengan aktivitas manufaktur meningkat bulan lalu pada level yang tidak pernah terjadi dalam satu dekade ini dan aktivitas di sektor jasa yang terus meningkat.
Pasar perumahan juga menunjukkan tanda-tanda awal stabilitas, dengan penjualan rumah meningkat pada Februari untuk pertama kalinya dalam 20 bulan.
Li pada Minggu (05/03/2023) mengumumkan bahwa China menargetkan pertumbuhan ekonomi sekitar 5% untuk tahun ini. Target moderat ini menunjukkan bahwa Beijing menyadari tantangan eksternal seperti penurunan permintaan.
Para ekonom dalam estimasi median Bloomberg memperkirakan ekonomi China tumbuh 5,3% tahun ini.
(bbn)