Logo Bloomberg Technoz

Konsensus pasar yang dihimpun Bloomberg memperkirakan inflasi bulanan AS (month-to-month/mtm) sebesar 0,2%. Lebih tinggi dibandingkan bulan sebelumnya yang sebesar 0,1%.

Kemudian inflasi tahunan AS (year-on-year/yoy) diperkirakan akan meningkat mencapai 3,2%. Lebih tinggi dibandingkan November yang 3,1%. 

Dengan inflasi yang masih ada di level tinggi, Bank Sentral (Federal Reserve/The Fed) diperkirakan sulit untuk menurunkan suku bunga acuan dalam waktu dekat.

Sementara ekspektasi terhadap pemangkasan suku bunga The Fed pada Maret nanti bertahan di angka probabilitas 60%, lebih rendah dibanding pekan lalu yang masih di kisaran 70%.

Tim Research Phillip Sekuritas Indonesia memaparkan, investor mengantisipasi rilis data inflasi (CPI dan PPI) AS minggu ini yang dapat memberikan kejelasan lebih lanjut mengenai kapan Bank Sentral AS (Federal Reserve) akan mulai memangkas suku bunga acuan.

“Inflasi AS diproyeksikan naik 0,2% M/M (+3,2% Y/Y) di bulan Desember. Semalam, hasil terkini Survey of Consumer Expectations yang dirilis oleh Federal Reserve Bank di New York memperlihatkan bahwa konsumen memproyeksikan inflasi untuk satu tahun ke depan akan turun ke level terendah dalam hampir tiga tahun terakhir,” mengutip riset harian Tim Research Phillip Sekuritas.

Data Survey of Consumer Expectation yang di rilis oleh Federal Reserve Bank di New York memperlihatkan nilai tengah (Median) ekspektasi di kalangan konsumen bahwa inflasi akan naik 3% satu tahun dari sekarang, terendah sejak Januari 2021 dan semakin jauh dari puncaknya, 7,1% yang pernah terjadi pada Juni 2022.

Konsumen juga memproyeksikan inflasi akan berada di sekitar 2,6% tiga tahun dari sekarang dan di 2,5% lima tahun dari sekarang. Namun demikian, ekspektasi inflasi di konsumen ini masih di atas target inflasi 2%. 

Sebagai perbandingan, Fed memproyeksikan inflasi akan turun menjadi 2,2% di 2025 dan 2,0% di 2026.

Sebagai sentimen lanjutan, seperti yang diwartakan oleh Bloomberg News, dalam pernyataan terbaru The Fed hari ini, Wakil Ketua Pengawasan Bank The Fed Michael Barr, mengisyaratkan kemungkinan tidak akan memperpanjang program pinjaman darurat, Bank Term Funding Program (BTFP), yang dilansir sejak terjadi kejatuhan beberapa bank regional Maret kemarin.

Sejauh ini perbankan di AS sudah menggunakan fasilitas itu hingga sebesar US$141 miliar yang secara resmi memang usai pada 11 Maret nanti. 

Dari dalam negeri, Survei Konsumen Bank Indonesia mencatat Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) kembali meningkat dari sebelumnya 123,6 pada November 2023 menjadi 123,8 Desember 2023.

Hal ini mengindikasikan Keyakinan Konsumen terhadap kondisi ekonomi terus menguat.

"Survei Konsumen Bank Indonesia pada Desember 2023 mengindikasikan keyakinan konsumen terhadap kondisi ekonomi meningkat dibandingkan dengan capaian pada bulan sebelumnya," terang BI dalam keterangan resmi, Selasa (9/1).

Menurut BI, tetap kuatnya Keyakinan Konsumen pada Desember 2023 didukung oleh Indeks Kondisi Ekonomi Saat Ini (IKE) dan Indeks Ekspektasi Konsumen (IEK) yang tetap optimis.

Analis MNC Sekuritas Herditya Wicaksana memaparkan, IHSG terkoreksi 1,14% ke 7.200 dan masih didominasi oleh volume penjualan.

“Koreksi dari IHSG pun telah break dari MA-20 nya dan kembali lagi telah mengenai target koreksi yang kami berikan. Posisi IHSG saat ini diperkirakan sedang berada pada bagian dari wave (ii) dari wave [iii],” papar Herditya dalam risetnya pada Rabu (10/1/2024).

Herditya juga memberikan catatan, sehingga secara garis besar IHSG masih rawan terkoreksi untuk menguji 7.021 hingga 7.111. Namun, dalam jangka pendek IHSG berpeluang menguat untuk menguji ke 7.235 hingga 7.289.

Bersamaan dengan risetnya, Herditya memberikan rekomendasi saham hari ini, ADMR, ESSA, KLBF dan TKIM.

Kemudian, Analis Phintraco Sekuritas juga memaparkan, IHSG berpotensi lanjut melemah dengan tekanan jual yang masih tinggi, waspadai support di 7.200 di perdagangan Rabu (10/1).

“IHSG ditutup melemah ke level 7.200,203 dan masih rawan melanjutkan pelemahannya ke rentang area 7.120–7.160 pada Rabu (10/1). Secara teknikal, Stochastic RSI dan MACD cenderung bergerak turun didukung value dan volume transaksi di Selasa (9/1). Kondisi ini mengindikasikan tekanan jual masih cukup besar,” tulisnya.

Melihat hal tersebut, Phintraco memberikan rangkuman rekomendasi saham hari ini, meliputi saham defensif UNVR, ERAA, LPPF, MAPI, JSMR, ARTO, CMRY, serta PNBN.

(fad/wep)

No more pages