Logo Bloomberg Technoz

Sejatinya, di pasar pendapatan tetap, animo investor terus melanjutkan kegairahan seperti yang terlihat dalam gelar lelang sukuk negara (SBSN) yang digelar pemerintah kemarin. 

Permintaan masuk melonjak tinggi hingga 137% dibanding lelang sukuk sebelumnya. Bidding amount menembus Rp28,3 triliun di mana investor banyak menyerbu tenor pendek.

Namun, terperosoknya Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kemarin yang kehilangan nilai hingga 1,14% mungkin sedikit membuat investor semakin waspada. Sentimen global masih akan kuat menahan selera investor jelang rilis data inflasi AS yang dijadwalkan pada Kamis malam nanti waktu Indonesia Barat.

Konsensus pasar sejauh ini memperkirakan tingkat inflasi AS akan sedikit lebih tinggi di 3,2% pada Desember, naik dibanding November di 3,1%. Sementara inflasi inti AS diprediksi semakin landai ke 3,8% dari bulan sebelumnya di angka 4%.

Dalam pernyataan terbaru The Fed hari ini, Wakil Ketua Pengawasan Bank The Fed Michael Barr, mengisyaratkan kemungkinan tidak akan memperpanjang program pinjaman darurat, Bank Term Funding Program (BTFP), yang dilansir sejak terjadi kejatuhan beberapa bank regional Maret tahun lalu. Sejauh ini perbankan di AS sudah menggunakan fasilitas itu hingga sebesar US$141 miliar yang secara resmi memang berakhir pada 11 Maret nanti.

Yield Treasury bergerak turun dengan tenor 10 tahun terkikis 2,3 basis poin ke 4%. Namun, indeks harga obligasi di negara maju dan negara berkembang ditutup di zona merah semalam. Adapun indeks mata uang emerging market, MSCI EM Currency Index juga ditutup melemah tipis 0,09%.

Sementara ekspektasi terhadap pemangkasan bunga The Fed pada Maret nanti bertahan di angka probabilitas 60%, lebih rendah dibanding pekan lalu yang masih di kisaran 70%.

Analisis teknikal rupiah

Secara teknikal nilai rupiah berpotensi melemah dengan target koreksi menuju area level Rp15.540/US$ yang merupakan support terdekat di antara MA-100 dengan target level lemah selanjutnta tertahan di Rp15.570/US$.

Apabila kembali break support tersebut, rupiah berpotensi melemah semakin dalam dan makin menjauhi MA-50 ke level Rp15.600/US$ hingga dengan Rp15.635/US$ sebagai support terkuat.

Sebaliknya, bila rupiah berhasil membalik tekanan, ada level resistance yang menarik dicermati di Rp15.480/US$ dan selanjutnya Rp15.450/US$. Dalam jangka menengah, rupiah masih memiliki potensi penguatan optimis kembali ke level Rp15.400/US$.

Analisis Teknikal Nilai Rupiah Rabu 10 Januari (Divisi Riset Bloomberg Technoz)

(rui)

No more pages