Hal itu adalah hasil yang menurut banyak negara Arab harus terjadi untuk memenangkan keterlibatan mereka di Gaza pasca-konflik. Masalahnya, banyak pejabat di pemerintahan Netanyahu menolak gagasan tersebut, terutama pada saat Israel baru saja mengalami trauma nasional dan masih berada di bawah tekanan untuk membebaskan para sandera yang disandera Hamas.
Mereka telah menegaskan bahwa mereka akan terus maju, terutama di Gaza selatan.
Dalam pertemuan mereka, Menteri Pertahanan Yoav Gallant "menekankan bahwa operasi di wilayah Khan Younis akan diintensifkan dan dilanjutkan" hingga kepemimpinan Hamas ditemukan dan sandera Israel kembali ke rumah mereka dengan selamat, demikian menurut sebuah pernyataan.
Dinamika tersebut menggarisbawahi tantangan yang dihadapi Blinken dalam lawatannya ke wilayah tersebut, yang merupakan lawatan keempatnya sejak Hamas menewaskan sekitar 1.200 warga Israel dalam serangan 7 Oktober lalu dan Israel meresponsnya dengan serangan balasan yang telah menewaskan lebih dari 22.000 warga Palestina.
Presiden Joe Biden telah berusaha untuk menggunakan pengaruh AS terhadap Israel untuk membentuk arah konflik dan mengurangi penargetan warga sipil sambil terus memasok amunisi dan senjata lainnya kepada pasukan Israel. Terlepas dari seruan AS untuk menghindari konflik regional yang lebih luas, Israel telah menargetkan para pemimpin Hamas dan Hizbullah di seberang perbatasan di Lebanon.
Di luar hotel di Tel Aviv di mana Blinken mengadakan pertemuannya, para pengunjuk rasa Israel mengangkat plakat, memukul-mukul drum dan menyerukan gencatan senjata yang memungkinkan pembebasan lebih banyak sandera--dengan operasi militer Israel yang sedang berlangsung, kemungkinan besar para sandera akan terbunuh secara tidak sengaja sebelum dibebaskan.
"Bawa mereka pulang sekarang!" teriak para demonstran.
Pertaruhannya terus meningkat. Pemberontak Houthi di Yaman sejauh ini menolak untuk menghentikan serangan di Laut Merah yang telah menyebabkan pengirim utama dunia mengalihkan kapal-kapal mereka dari wilayah tersebut. Serangkaian serangan terhadap pasukan AS di Irak dan Suriah oleh pasukan yang didukung Iran telah mengobarkan kekhawatiran di sana.
Blinken tiba di Tel Aviv pada Senin malam setelah singgah di Turki, Yunani, Yordania, Qatar, Uni Emirat Arab, dan Arab Saudi, di mana ia bertemu dengan para pejabat yang prihatin dengan meningkatnya jumlah kematian warga Palestina dan kemungkinan bahwa kekerasan di Gaza akan memicu konflik yang lebih luas.
Ia mendapat penolakan dari Perdana Menteri Qatar Syekh Mohammed Bin Abdulrahman Al Thani mengenai kemungkinan serangan militer terhadap Houthi di Yaman. Ia memperingatkan bahwa hal itu hanya akan meningkatkan ketegangan regional dan memicu siklus kekerasan yang tak berkesudahan.
"Kami tidak pernah melihat aksi militer sebagai sebuah resolusi," kata Al Thani.
(bbn)