Konsensus pasar yang dihimpun Bloomberg memperkirakan Inflasi bulanan (month-to-month/mtm) sebesar 0,2%. Lebih tinggi dibandingkan bulan sebelumnya yang sebesar 0,25%.
Kemudian inflasi tahunan (year-on-year/yoy) diperkirakan sebesar 3,2%. Lebih tinggi dibandingkan November yang 3,1%.
Dengan inflasi yang masih ‘bandel’, bank sentral Federal Reserve diperkirakan sulit untuk menurunkan suku bunga acuan dalam waktu dekat. Padahal, penurunan suku bunga acuan jadi harapan utama harga emas untuk naik.
Analisis Teknikal
Secara teknikal dengan perspektif harian (daily time frame), emas memang masih bearish. Terlihat dari Relative Strength Index (RSI) yang sebesar 48,03. RSI di bawah 50 menandakan suatu aset sedang dalam posisi bearish.
Sementara indikator Stochastic RSI berada di 4,32. Jauh di bawah 20, yang berarti sudah sangat jenuh beli (oversold).
Oleh karena itu, ruang kenaikan harga emas menjadi terbuka. Target resisten terdekat ada di US$ 2.037/ons. Jika tertembus, maka ada harapan naik lagi menuju US$ 2.046/ons.
Target paling optimistis atau resisten terjauh ada di US$ 2.051/ons.
Sedangkan target support terdekat adalah US$ 2.014/ons. Jika tertembus, maka ada risiko meluncur turun hingga ke US$ 1.965/ons.
(aji)