"Informasi rekening yang diduga terkait dengan judi online dan teknis pemblokiran rekening dilakukan melalui koordinasi dengan Kementerian/Lembaga (K/L) terkait, antara lain Kementerian Kominfo dan industri perbankan," jelas Dian.
Dian menambahkan bahwa kondisi industri perbankan per November tetap resilien. Tingkat profitabilitas dan permodalan relatif tinggi masing-masing sebesar 2,73% dan 27,89%. Sementara itu kredit pada periode yang sama naik 9,7% yoy atau Rp618 triliun menjadi Rp6.965,9 triliun.
"Pertumbuhan tertinggi terjadi pada kredit modal kerja sebesar 10,14% yoy," ungkap Dian. "Kontribusi sektor perbankan dalam pembiayaan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi nasional yang berkelanjutan juga terwujud melalui pembelian obligasi korporasi non-bank dan pembelian SBN oleh perbankan sehingga kepemilikan sektor perbankan terhadap obligasi korporasi dan SBN mencapai Rp269,46 triliun dan Rp1.436,31 triliun."
Lain halnya dengan Dana Pihak Ketiga (DPK). Hingga akhir November mencatatkan pertumbuhan 3% menjadi Rp8.216,21 triliun Depositor masih jadi penopang pertumbuhan terbesar, yaitu sekitar 3,5% yoy. Namun dibandingkan bulan Oktober terjadi perlambatan pertumbuhan, dimana kala itu terjadi akselerasi 3,4%.
"Beberapa hal yang memengaruhi perlambatan pertumbuhan DPK di antaranya yaitu pertumbuhan DPK yang tinggi pada masa pandemi yang mengakibatkan high base effect pada pertumbuhan DPK setelahnya, penggunaan dana internal untuk operasional dan ekspansi perusahaan, konsumsi masyarakat yang kembali meningkat dengan berakhirnya status pandemi, serta dampak semakin banyaknya alternatif instrumen penempatan dana selain DPK," jelas Dian.
Data kualitas kredit yang ditunjukkan dari rasio NPL net perbankan mencapai 0,75%, sementara NPL Gross di level 2,36%.
"Seiring pertumbuhan perekonomian nasional, jumlah kredit restrukturisasi Covid-19 melanjutkan tren penurunan menjadi sebesar Rp285,32 triliun, membandingkan pada Oktober 2023 berada di Rp301,16 triliun, atau turun Rp15,84 triliun, dengan jumlah nasabah tercatat sebanyak 1,14 juta nasabah," pungkas Dian.
Sementara pada bulan Oktober nasabah restrukturisasi kredit Covid-19 tercatat 1,22 juta nasabah.
(wep)