Logo Bloomberg Technoz

Sekadar catatan, akhir tahun lalu, Mubadala Energy – raksasa energi Uni Emirat Arab (UEA) – mengumumkan penemuan besar atau giant discovery cadangan gas in place South Andaman.

Diperoleh dari Sumur Eksplorasi Layaran-1, penemuan tersebut diklaim mengandung potensi gas bumi sebanyak lebih dari 6 triliun kaki kubik (TCF).

Adapun, South Andaman merupakan wilayah kerja (WK) migas yang dilelang pada 2018 dan baru diteken kontrak pengelolaannya oleh Kementerian ESDM dan Mubadala Energy pada Februari 2019 dengan menggunakan mekanisme kontrak gross split.

Mengacu pada data Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), total sumber daya di area Andaman diperkirakan mencapai 4.965 juta barel minyak ekuivalen (MMBOE). Terdapat dua konsorsium besar yang saat ini mengelola Andaman, yaitu Harbour Energy dan Mubadala Energy.

Hudi menambahkan saat ini penemuan gas jumbo di South Andaman masih dalam tahap awal eksplorasi. Mubadala Energy sedang melakukan serangkaian tes seperti core analysis, fluid analysis, kemudian post drill analysis.

Nantinya, dari sumur eksplorasi dan appraisal itu akan disusun Penentuan Status Eksplorasi (PSE) sebagai dasar rencana pengembangan atau plan of development (PoD) sesuai hasil kajian teknis, ekonomis, skenario pengembangan, hingga komersialisasi. 

“Terkait dengan infrastruktur termasuk pembangunan kilang LNG akan terjawab setelah POD selesai. Secara umum betul penemuan gas ini akan butuh infrastruktur agar bisa dikomersialkan,” kata Hudi.

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif pekan lalu menyatakan pemerintah mulai mempertimbangkan untuk membangun fasilitas kilang gas alam cair atau liquified natural gas (LNG) di kawasan Aceh.

Pertimbangan itu disampaikan usai adanya potensi temuan gas baru di Laut Andaman, yang kemungkinan akan menambah potensi aliran gas ke depan di portofolio Blok Andaman hingga 11 TCF.

Apalagi, fasilitas kilang LNG milik PT Arun NGL yang beroperasi di Aceh itu dinilai sudah tidak lagi mampu menampung jumlah potensi cadangan baru tersebut.

"Kalau 11 TCF kan gede, kita harus bangun lagi [kilang] LNG di sana," ujar Arifin saat ditemui, Jumat (5/1/2024). "Kan [kilang LNG Arun] sudah busuk semua, kayaknya enggak bisa dipakai."

Kementerian ESDM sebelumnya telah mengidentifikasi penemuan cadangan migas di Blok Andaman II - oleh Harbour Energy melalui anak usahanya Premier Oil Andaman Ltd - memiliki potensi cukup signifikan.

Bahkan, pengeboran di sumur Timpan-1 mengalirkan gas sebanyak 27 juta kaki kubik per hari (MMSCFD) dan 1.884 barel kondensat per hari (BCPD), serta potensi di WK Andaman I, II, dan III memiliki potensi rata-rata gas sekitar 6 TCF.

(wdh)

No more pages