Bloomberg Technoz, Jakarta - Calon presiden (capres) nomor urut 3, Ganjar Pranowo merespons perkataan Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang menyebut tak semua data Kementerian Pertahanan (Kemenhan) bisa dibuka seperti toko kelontong.
Dalam Debat Capres, Minggu (7/1/2024), Ganjar mencecar Capres nomor urut 2 sekaligus Menteri Pertahanan Prabowo Subianto dengan sejumlah pertanyaan terkait sektor pertahanan. Kemudian, Prabowo mengaku bisa menjelaskan data, tapi waktu debat sangat minim. Jokowi kemudian menanggapi kondisi itu dan mengkritik capres Anies Baswedan dan Ganjar Pranowo yang terus menantang Prabowo untuk menyanggah data buruknya sektor pertahanan dalam lima tahun terakhir.
"Saya butuh jawaban saja, kalau memang tidak bisa kan dia jawab (Prabowo) 'tidak bisa dibuka pak'," kata Ganjar saat ditemui di Gedung Serbaguna Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta, Senin (8/1/2024).
Menurut Ganjar, tidak semua data pertahanan dalam negeri bersifat tertutup, karena ada data pertahanan yang terbuka seperti ditampilkan di situs pemerintahan, seperti Kementerian Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan (Kemenko Polhukam) yang dipimpin pasangan calon wakil presiden (Cawapres) Mahfud MD.
"Ada datanya di Kemenko Polhukam, terbuka itu di website," jelas Mantan Gubernur Jawa Tengah ini.
Sebelumnya, Prabowo sebagai Menteri Pertahanan memang menjadi sasaran kritik para lawan politiknya. Ganjar bahkan memberikan nilai 5 soal kebijakan pertahanan. Bahkan, Anies menilai kinerja Prabowo hanya 11 dari 100.
Saat membela dirinya, Prabowo menegaskan bahwa dirinya bisa menjabarkan secara detail ihwal tuduhan para capres lain. Namun, karena keterbatasan waktu debat yang hanya dua menit, maka menurutnya tak cukup memberikan informasi sistem pertahanan yang rumit dan detil.
Presiden Jokowi seolah membela Prabowo perihal data pertahanan negara. "Karena ini menyangkut strategi besar negara, tidak bisa semua dibuka kayak toko kelontong, enggak bisa," kata Jokowi, Senin (8/1/2024).
(prc/lav)