"Kami berada di jalur menuju 2% hari ini," kata Bostic pada Senin dalam sebuah diskusi yang dimoderatori oleh Rotary Club of Atlanta
Bostic mengulangi ekspektasinya untuk dua kali pengguntingan suku bunga acuan tahun ini, dan mengatakan kepada para jurnalis setelah acara tersebut bahwa ia memperkirakan penurunan pertama akan dilakukan pada Kuartal ketiga di tahun 2024.
Pada kesempatan berbeda, Gubernur Federal Reserve Michelle Bowman menyatakan, inflasi bisa turun ke target The Fed bila bunga dipertahankan di level saat ini 5,5%.
"Jika inflasi terus turun mendekati 2%, pada akhirnya akan menjadi hal yang tepat untuk memulai proses penurunan bunga untuk mencegah kebijakan jadi terlalu ketat," kata Bowman seperti yang diwartakan oleh Bloomberg News, Selasa (9/1/2024).
Tim Research Phillip Sekuritas Indonesia memaparkan, dokumen Fed Minutes minggu lalu menunjukkan bahwa pejabat tinggi Federal Reserve, dalam pertemuan kebijakan mereka bulan Desember, merasa nyaman mempertahankan suku bunga di tingkat saat ini untuk waktu yang lebih lama demi memastikan lonjakan inflasi berhasil dikendalikan.
“Rilis data ekonomi AS terkini mengintensifkan perdebatan mengenai kapan bank sentral AS (Federal Reserve) akan menurunkan suku bunga acuan,” mengutip riset harian Tim Research Phillip Sekuritas.
Lebih lanjut, pada pekan-pekan ini, investor mengantisipasi rilis data inflasi dari sejumlah negara di Asia dan dimulainya musim laporan keuangan (Earnings Season) Kuartal keempat tahun 2023.
Investor juga mencermati rilis data inflasi dan Neraca Perdagangan China pada hari Jumat mendatang yang diyakini akan merefleksikan pelemahan lebih lanjut dalam ekonomi negara itu menyusul pelemahan pada data Manufacturing PMI bulan Desember.
Dari dalam negeri, posisi Cadangan Devisa RI pada Desember kemarin berhasil mencatat lonjakan ke rekor tertinggi sejak 2021.
Adapun Cadangan Devisa melompat US$8,29 miliar selama Desember dan mengantarkan posisi CADEV menjadi US$146,4 miliar, yang merupakan tertinggi sejak September 2021 lalu ketika menyentuh US$146,87 miliar.
Bank Indonesia menjelaskan, kenaikan posisi Cadangan Devisa tersebut antara lain dipengaruhi oleh penerimaan pajak dan jasa, serta penarikan pinjaman luar negeri Pemerintah.
"Posisi Cadangan Devisa tersebut setara dengan pembiayaan 6,7 bulan impor atau 6,5 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah, serta berada di atas standar kecukupan internasional sekitar 3 bulan impor," jelas Erwin Haryono, Asisten Gubernur Bank Indonesia dalam pernyataan resmi, Senin (8/1/2024).
Analis MNC Sekuritas Herditya Wicaksana memaparkan, kemarin, IHSG terkoreksi 0,91% ke 7.283 dan masih didominasi oleh volume penjualan.
“Koreksi IHSG pun sudah mengenai target terdekat yang kami berikan di 7.292. Saat ini, posisi IHSG diperkirakan sudah berada di awal wave (ii) sehingga IHSG masih rawan melanjutkan koreksinya untuk menguji area support 7.245,” papar Herditya dalam risetnya pada Selasa (9/1/2024).
Herditya juga memberikan catatan, apabila support tersebut tertembus, maka selanjutnya IHSG akan mengarah ke 7.223 hingga 7.173.
Bersamaan dengan risetnya, Herditya memberikan rekomendasi saham hari ini, ARNA, ASSA, BBCA dan BEST.
Kemudian, Analis Phintraco Sekuritas juga memaparkan, IHSG berpotensi lanjut melemah di area 7.250–7.280 pada Selasa (9/1).
“IHSG ditutup melemah ke level 7.283 di Senin (8/1). Secara teknikal terdapat potensi death cross pada MACD didukung Stochastic RSI yang telah turun dari overbought area. Sehingga IHSG diperkirakan melanjutkan pelemahan di area 7.250–7.280 pada Selasa (9/1),” tulisnya.
Melihat hal tersebut, Phintraco memberikan rangkuman rekomendasi saham hari ini, MAPI, AMRT, TLKM, MYOR, JPFA, BFIN, dan KLBF.
(fad)