Dua pernyataan bernada dovish itu disambut pasar. Yield Tresury turun lagi meski masih di 4% untuk tenor 10 tahun. Indeks harga obligasi negara maju ditutup hijau, sedangkan di pasar negara berkembang masih terjebak di zona merah. Dolar melemah dan memberi ruang penguatan bagi mata uang Asia yang sudah tertekan tanpa jeda sejak pekan lalu. Indeks mata uang emerging market semalam juga ditutup menguat tipis 0,03%.
Sinyal penguatan rupiah terlihat di pasar forward di mana kontrak NDF pagi ini terpantau bergerak di level lebih kuat dibanding posisi penutupan di pasar spot kemarin. Kontrak NDF 1 bulan maupun 1 minggu pagi ini bergerak di kisaran Rp15.512/US$, sementara level penutupan rupiah spot kemarin di Rp15.525/US$.
Secara teknikal, rupiah juga menunjukkan potensi penguatan dalam perdagangan hari ini, menuju level Rp15.480/US$ hingga ke Rp15.440/US$. Level resistance selanjutnya menarik dicermati pada Rp15.390/US$.
Dalam jangka menengah, nilai rupiah terkonfirmasi memiliki level support di Rp15.550/US$ dan Rp15.580/US$, serta di level Rp15.600/US$ sebagai support terkuat, tercermin dari time frame daily yang menggaris chart dalam tren satu tahun ke belakang.
(rui)