“Saya menilai inflasi akan menjadi katalis utama. Jika masih di atas ekspektasi, maka akan mengurangi peluang bank sentral menurunkan suku bunga acuan. Pada kuartal I-2024, kecuali inflasi turun signifikan, sulit bagi bank sentral untuk menurunkan suku bunga acuan,” sebut Carlo Alberto De Casa, Analis di Kinesis Money, seperti dikabarkan Bloomberg News.
Analisis Teknikal
Secara teknikal dengan perspektif harian (daily time frame), emas kembali masuk zona bearish. Terlihat dari Relative Strength Index (RSI) yang sebesar 47,17. RSI di bawah 50 menandakan suatu aset sedang dalam posisi bearish.
Namun, indikator Stochastic RSI berada di angka 0. Sudah paling rendah, sudah sangat jenuh jual (oversold).
Oleh karena itu, peluang kebangkitkan harga emas menjadi terbuka. Target resisten terdekat adalah US$ 2.040/ons. Penembusan di titik ini bisa membuat harga naik lagi menuju US$ 2.053/ons.
Sedangkan target support terdekat ada di US$ 2.015/ons. Jika tertembus, maka harga emas berisiko meluncur turun ke US$ 1.965/ons.
(aji)