Dhaka tampak sepi dengan penjagaan ketat di sekitar pusat pemungutan suara dan hanya ada sedikit laporan mengenai bentrokan antara pendukung oposisi dan petugas polisi. Sebagai tanda bahwa negara tersebut masih tegang, Hasina, yang juga ketua Partai Awami League, meminta para pendukung untuk tidak mengadakan pawai perayaan kemenangan, menurut juru bicara partai Sayem Khan.
Menurut data yang dikumpulkan oleh Bloomberg, taka naik tipis pada hari Senin, naik 0,05% menjadi 109,55 terhadap dolar. Pedagang mata uang negara saat ini menetapkan batas pada nilai tukar.
Hasina, yang akan menjabat untuk periode keempat berturut-turut, telah memimpin salah satu ekonomi dengan pertumbuhan tercepat di dunia. Dia mengangkat jutaan orang keluar dari kemiskinan sebagai bagian dari agenda pembangunannya, sebuah pencapaian yang sering kali dibayangi oleh kecenderungannya yang otoriter.
Namun, perekonomian Bangladesh masih berjuang menghadapi kekurangan dolar, yang telah mendorong Moody's Investors Service dan lainnya untuk menurunkan peringkat kredit Bangladesh. Pemerintah sebelumnya terpaksa meminta pinjaman darurat sebesar US$4,7 miliar kepada Dana Moneter Internasional (IMF) setelah pandemi dan lonjakan harga komoditas menghabiskan cadangan devisa.
Berbicara pada pengarahan pasca-pemilu pada hari Senin, Hasina mengatakan dia tetap fokus pada pembangunan ekonomi negara. "Kemajuan ekonomi dan kehidupan yang lebih baik untuk semua orang akan menjadi tujuan utama saya selama lima tahun ke depan," kata Hasina. "Pembangunan adalah tujuan utama saya."
Sekitar 120 juta orang berhak memilih untuk 299 dari 350 kursi di parlemen. Dalam beberapa minggu terakhir, media sosial dibanjiri video klip yang menunjukkan petinggi Partai Awami League mengancam pemilih akan kehilangan tunjangan jika tidak ikut pemilu.
Partai Nasionalis Bangladesh (BNP) memboikot pemilu nasional karena penolakan Hasina untuk mundur dan membiarkan pemerintah sementara menjalankan pemilu. Sebagai tanggapan, Partai Awami League menargetkan tingkat partisipasi 50% dan mengizinkan beberapa pimpinannya untuk maju sebagai calon independen untuk meningkatkan minat pemilih.
Saat tempat pemungutan suara ditutup, para pemimpin oposisi, menurut Daily Star, justru memuji para pemilih yang tidak memberikan suara.
"Apa yang telah kami katakan selama satu tahun bahwa rakyat Bangladesh telah menolak pemerintah ini telah ditunjukkan hari ini di hadapan semua orang di negeri ini," kata pemimpin BNP, Abdul Moyeen Khan. "Kami akan terus melanjutkan gerakan kami bersama rakyat dalam proses damai."
AS, pembeli terbesar ekspor Bangladesh, menyerukan pemilihan yang bebas dan adil menjelang pemungutan suara hari Minggu, dan memberlakukan pembatasan visa pada anggota partai penguasa Hasina dan pejabat penegak hukum pada bulan September.
Hasina, pada hari Senin, membela hubungannya dengan AS, mengatakan Bangladesh memiliki "hubungan baik" dengan Washington. "Saya ingin terus memiliki hubungan baik dengan setiap negara, untuk mengembangkan negara saya dengan sangat cepat," tambahnya.
Polisi menangkap beberapa pemimpin oposisi pada bulan-bulan sebelum pemilihan. Saingan utama Hasina dan pemimpin BNP, Khaleda Zia, menghadapi hukuman penjara yang ditangguhkan atas tuduhan korupsi yang menurut pendukungnya dibuat-buat.
Human Rights Watch dalam laporan November menyebutkan bahwa hampir 10.000 aktivis oposisi telah ditangkap sejak rencana unjuk rasa oleh BNP pada 28 Oktober. Pemenang Nobel, Yunus, dijatuhi hukuman enam bulan penjara oleh pengadilan Dhaka minggu lalu dalam kasus yang menurut pendukungnya bermotif politik.
(bbn)