Logo Bloomberg Technoz

Bloomberg Technoz, Jakarta - Komisaris ID Food Marsudi Wahyu Kisworo mengakui jumlah sapi perah di Indonesia hanya berkisar 500-600 ribu di Indonesia. Kondisi itu yang membuat 85% susu untuk rakyat Indonesia masih mengandalkan impor.

"Kita 500-600 ribu ekor sapi perah, bandingkan New Zealand, negara kecil dengan 6 juta sapi perah," ujar Marsudi dalam kegiatan ID Food, Senin (8/1/2024).

"Apalagi kalau kita sandingkan dengan India, 60 juta sapi perah ada di sana," ujarnya.

Seperti diketahui, mengutip data Kementerian Pertanian, konsumsi susu dan produk susu (dairy) Indonesia pada 2017-2020 adalah 16,29 kg/kapita/tahun. 

Di sisi lain, produksi susu domestik belum bisa memenuhi permintaan. Sepanjang 2017-2020, total kebutuhan susu dalam negeri adalah 17,34 juta ton. Dari angka itu, hanya 3,86 juta ton yang mampu dipenuhi produksi domestik.

Artinya, hanya 22,26% dari permintaan susu yang bisa dipenuhi oleh produksi dalam negeri. Sisanya hampir 80% tentu harus didatangkan dari luar negeri alias impor.

BPS mencatat RI mengimpor produk susu, krim, dan produk susu lainnya selain mentega dan keju (HS 022) pada Januari-Agustus 2023 adalah 292,15 ribu ton.

Indonesia membeli produk HS 022 dari sejumlah negara. Pertama ada Lithuania dengan volume 1,87 ribu ton bernilai US$ 2,63 juta. Kedua adalah dari Belarus. Volume impor HS 022 sepanjang 8 bulan pertama 2023 adalah 3,3 ribu ton dengan nilai US$ 8,78 juta.

Ketiga adalah Polandia. Volume impor HS 022 dari negara ini pada Januari-Agustus adalah 8,02 ribu ton dengan nilai US$ 10,35 juta. Keempat adalah Irlandia. Volume impor HS 022 dari Irlandia pada Januari-Agustus adalah 4,85 ribu ton dengan nilai US$ 10,79 juta.

Kelima adalah Belgia. Impor HS 022 dari negara ini sepanjang Januari-Agustus adalah 11,35 ribu ton. Nilainya US$ 38 juta.

Keenam adalah Prancis. Impor HS 022 dari Prancis pada Januari-Agustus adalah 25,13 ribu ton bernilai US$ 44,99 juta. Ketujuh adalah Selandia Baru. Impor HS 022 dari negara ini pada Januari-Agustus adalah 9,74 ribu ton dengan nilai US$ 57,22 juta.

(fik/ain)

No more pages