Logo Bloomberg Technoz

Pengamat Soroti Manajemen Keselamatan soal Kecelakaan KA Turangga

Dovana Hasiana
08 January 2024 15:40

Kecelakaan KA Turangga dengan Commuterline Bandung Raya di km 181+700, Cicalengka, Jawa Barat, Jumat (5/1/2024). (Dok. Basarnas Jawa Barat)
Kecelakaan KA Turangga dengan Commuterline Bandung Raya di km 181+700, Cicalengka, Jawa Barat, Jumat (5/1/2024). (Dok. Basarnas Jawa Barat)

Bloomberg Technoz, Jakarta - Tabrakan antara KA Turangga dan Commuter Line Bandung Raya masih diinvestigasi oleh Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT). Namun kritik mengenai manajemen keselamatan PT KAI terus bergulir.

Wakil Ketua Pemberdayaan dan Pengembangan Wilayah Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) Pusat, Djoko Setijowarno menyoroti kinerja keselamatan yang diterapkan oleh operator. Djoko mengingatkan bahwa jalur kecelakaan ini merupakan jalur kereta api tunggal (single track) sehingga perjalanan kereta api dua arah harus dilakukan secara bergantian. 

Djoko mengutip pernyataan dari Ketua KNKT, Soerjanto yang mengatakan bahwa, “Kepatuhan menjalankan aturan dan prosedur menjalankan keselamatan perjalanan kereta api menjadi faktor yang lebih penting menentukan untuk menghindari kecelakaan yang fatal. Masalah rel tunggal (single track) dan rel ganda (double track) tidak ada masalah sepanjang diikuti prosedur yang sudah ada,” ujar Djoko dalan siaran pers, Minggu (8/1/2024). 

Djoko mengatakan lintasan ini tergolong ramai, karena dilintasi oleh 60 commuter line dan 22 KA jarak jauh pada setiap hari. Bahkan, terdapat penambahan 4 perjalanan KA jarak jauh pada masa Natal 2023 dan Tahun Baru 2024, sehingga total 26 KA jarak jauh melintas setiap hari. 

Di tengah tingginya perjalanan KA di lokasi ini, kata Djoko, sistem persinyalan di Stasiun Cicalengka dan Stasiun Haurpugur masih berbeda. Sinyal di Stasiun Cicalengka masih menggunakan sinyal blok mekanik, sedangkan sinyal di Stasiun Haurpugur berupa sinyal elektrik. Perbedaan model persinyalan ini akan membedakan cara pengoperasiannya.