Bloomberg Technoz, Jakarta - Wakil Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Kartika Wirjoatmodjo mengungkapkan, teknis penggabungan atau merger PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA) dengan Pelita Air belum dapat terlaksana.
Hal itu karena masih ada laporan yang perlu lebih dulu dikeluarkan oleh Garuda Indonesia (GIAA).
“Belum, kami lagi tunggu laporan akhir tahun Raruda dulu,” kata Tiko sapaan akrabnya di Waskita Rajawali Tower, Jakarta Timur, Senin (8/1/2024).
Tiko sebelumnya pernah mengatakan, merger akan dilakukan di level Citilink, yang merupakan anak usaha Garuda Indonesia. Merger dilakukan dengan memindahkan lisensi dan pesawat.
"Lisensi dan pesawat Pelita Air nanti akan dipindahkan ke Citilink. Jadi, sifatnya pemindahan pesawat dan lisensinya. PT -nya akan tetap terpisah di bawah Garuda, ada Garuda dan Citilink serta ada Citilink dan Pelita," kata Tiko.
Merger ditargetkan dapat terlaksana paling lambat pada awal tahun 2024.
Menteri BUMN Erick Thohir pernah mengatakan, pihaknya mendorong penggabungan maskapai BUMN ini bisa dilakukan secepatnya. "Tergantung pembukuannya masing-masing, kita lihat seperti apa, perlu proses, lah. Kalau bisa tahun ini ya tahun ini. Kalau tidak, mungkin awal tahun depan," ucapnya.
Erick menambahkan, Saat ini Pelita Air hanya memiliki 9 pesawat dan akan didorong menjadi 20 pesawat karena kondisi sewa atau leasing pesawat mulai pulih. Sementara, Garuda Indonesia memiliki 60 pesawat dan Citilink 50 pesawat.
“Artinya, kalau kita gabungkan baru sekitar 140 pesawat, belum sampai 170 pesawat seperti saat sebelum pandemi Covid-19. Sekarang yang ada di industri pesawat terbang, 65% pihak swasta, kita hanya 35%. Walaupun digabungkan, kita tetap 35%. Inilah yang kita inisiasi harus digabungkan karena Pelita lahir karena ada ketakutan restrukturisasi Garuda gagal,” jelas Erick.
Ketika digabungkan, lanjut Erick, BUMN memiliki pesawat premium class yakni Garuda, premium ekonomi ada pada Pelita Air, dan LCC ada pada Citilink. “Tidak kanibal melainkan jadi komplementari. Garuda tetap, Citilink tetap, Pelita Air tetap, dengan target pasar masing-masing,” tambahnya.
(mfd/dhf)