Berdasarkan potensi akan sentimen tersebut, Department Research Bloomberg Technoz mengunggulkan sektor saham perbankan, otomotif, dan juga properti. Ketiga sektor ini akan diuntungkan saat suku bunga lebih rendah.
Lebih jauh, dengan penurunan suku bunga ini, dapat memicu kelanjutan tren ekspansi roda ekonomi, baik dari sisi pemberian pinjaman ke masyarakat, dan/atau kepada perusahaan untuk aktivitas pembiayaan. Serta dapat mendorong aktivitas pembelian rumah/properti.
Adapun katalis selanjutnya datang dari nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS), tercatat pergerakan harganya di 2023, rupiah berhasil membukukan apresiasi mencapai 1,12% terhadap dolar AS. Gambaran tersebut mencerminkan perekonomian RI di dalam negeri sangat kokoh.
Beberapa sentimen makro ekonomi dan global yang ekspansif tersebut semakin menjadikan sektor perbankan semakin potensial dilirik para investor. Berikut empat bank besar potensial di tahun 2024, BMRI, BBRI, BBCA dan BBNI. Dengan masih kondusifnya pergerakan fundamentalnya yang masih sangat kuat.
Menyusul, potensial otomotif, dan properti juga sangat menarik. Seperti saham-saham unggulan ASII, IMJS, IMAS, GJTL, SMRA, BSDE, dan CTRA.
Department Research Bloomberg Technoz memilih beberapa saham yang menarik untuk dicermati berdasarkan sektor yang telah dibahas di atas antara lain:
BMRI
Pergerakan harga saham BMRI tengah menembus level All Time High-nya, dengan berada di atas MA-200, MA-100 dan MA-50 di time frame daily. Saham BMRI menarik dicermati di level Rp6.150 sampai Rp6.500, dengan target harga pada resistance psikologis di level Rp7.500, serta pertimbangkan cut loss apabila break support di bawah level harga Rp5.900.
Sementara, berdasarkan konsensus Bloomberg, sebanyak 31 analis memberi rekomendasi Beli saham BMRI, dan 4 analis rekomendasikan Hold. Konsensus menghasilkan target harga potensial saham BMRI dapat mencapai Rp6.800 untuk 12 bulan ke depan.
BBCA
Pergerakan harga saham BBCA usai mencatat ATH-nya sedang berada di atas area MA-200, MA-100, dan MA-50 di time frame daily. Saham BBCA menarik dicermati di level Rp9.200 sampai Rp9.400, dengan target harga pada resistance psikologis di level Rp10.500 serta pertimbangkan cut loss apabila break support ke bawah level harga Rp9.000.
Berdasarkan konsensus Bloomberg, sebanyak 28 analis memberi rekomendasi Beli saham BBCA, dan 6 analis rekomendasikan Hold. Konsensus menghasilkan target harga potensial saham BBCA dapat mencapai Rp10.348 untuk 12 bulan ke depan.
BBNI
Pergerakan harga saham BBNI berhasil pecah rekor ATH tertingginya di Rp5.600, adapun saat ini tengah melaju di atas MA-200, MA-100 dan MA-50 di time frame daily-nya. Saham BBNI menarik dicermati di level Rp5.200 sampai Rp5.400, dengan target harga pada resistance psikologis di level Rp6.400 serta pertimbangkan cut loss apabila break support ke bawah level harga Rp5.100.
Berdasarkan konsensus Bloomberg, sebanyak 34 analis memberi rekomendasi Beli saham BBNI, dan 1 analis rekomendasikan Hold. Konsensus menghasilkan target harga potensial saham BBNI dapat mencapai Rp5.861 untuk 12 bulan ke depan.
ASII
Pergerakan harga saham ASII menarik dicermati di area support Rp5.400 sampai Rp5.550, dengan target harga pada resistance di level Rp6.400 serta pertimbangkan cut loss apabila break support di bawah level harga psikologis Rp5.100 dalam time frame daily.
Sementara, berdasarkan konsensus Bloomberg, sebanyak 25 analis memberi rekomendasi Beli saham ASII, dan 5 analis rekomendasikan Hold. Konsensus menghasilkan target harga potensial saham ASII dapat mencapai Rp7.030 untuk 12 bulan ke depan.
BSDE
Pergerakan harga saham BSDE tengah melanjutkan tren rebound, dengan ada di atas MA-200, MA-100 dan MA-50 di time frame daily-nya. Dengan itu, saham BSDE menarik dicermati di level Rp1.020 sampai Rp1.070, dengan target harga pada resistance pertama di level Rp1.250 serta pertimbangkan cut loss apabila break support di bawah level harga Rp990.
Berdasarkan konsensus Bloomberg, sebanyak 23 analis memberi rekomendasi Beli saham BSDE, dan tidak analis rekomendasikan Hold ataupun Sell. Konsensus menghasilkan target harga potensial saham BSDE dapat mencapai Rp1.363 untuk 12 bulan ke depan.
Sebagai gambaran, pada tahun-tahun sebelumnya fokus dan rotasi sektor investor banyak berubah, seperti pada 2020 saham-saham kesehatan menjadi salah satu primadona pilihan investor karena pandemi sentimen Covid-19.
Kemudian pada 2021 sektor pilihan berganti cepat menjadi saham-saham bank digital yang bergerak atraktif dan hangat diperbincangkan. Pada 2022 sektor saham komoditas menjadi saham yang paling diburu oleh para investor tersengat oleh keterbatasan pasokan akibat adanya tekanan geopolitik antara Rusia dan Ukraina.
Sementara pada 2023, sektoral saham perbankan menjadi tujuan utama investasi dipicu oleh sentimen dari Bank Sentral Amerika Serikat (Federal Reserve/The Fed), disamping itu saham infrastruktur juga jadi primadona serta saham barang baku.
Mencermati lebih jauh di sepanjang 2023, sektoral saham-saham konsumen sempat menjadi tujuan utama investasi. Imbas sejumlah bank-bank di AS, seperti Silicon Valley Bank (SVB) dan Signature Bank yang kolaps. Sektoral saham ini juga didorong oleh pulihnya aktivitas ekonomi.
Disclaimer
Artikel ini bukan ajakan dari Bloomberg Technoz untuk membeli saham tertentu. Semua risiko investasi yang dilakukan investor menjadi tanggungjawab secara mandiri.
(fad/aji)