Sektoral saham barang baku dan saham infrastruktur menjadi pemberat IHSG dengan pelemahan 1,36% dan 0.5%, disusul oleh melemahnya saham konsumen primer 0,39%. Sedangkan, sektoral saham properti mengalami kenaikan 0,45%.
Saham-saham yang melesat dan menjadi top gainers di antaranya PT Hotel Sahid Jaya International Tbk (SHID) yang menguat 25%, PT Pollux Properti Tbk (POLL) melejit 24,4%, dan PT Pollux Hotels Group Tbk (POLI) bertambah 24,1%.
Sedangkan saham-saham yang jatuh dan menjadi top losers antara lain PT Asri Karya Lestari Tbk (ASLI) yang turun 30%, PT Sejahtera Bintang Abadi Textile Tbk (SBAT) anjlok 20%, dan PT Duta Anggada Realty Tbk (DART) ambruk 19,7%.
Adapun kinerja bursa di Asia siang hari ini bergerak mixed. Sejumlah indeks saham lain ada yang menapaki jalur hijau, a.l KLCI (Malaysia) menguat 0,55%, Weighted Index (Taiwan) mencatat kenaikan 0,42%, Ho Chi Minh Stock Index (Vietnam) terapresiasi 0,29%, dan PSEI (Filipina) dengan kenaikan 0,22%.
Sementara indeks lainnya masih bergerak melemah. Mereka adalah Hang Seng (Hong Kong) yang melemah 2,16%, Shenzhen Comp. (China) turun 1,4%, Shanghai Composite (China) drop 1,15%, SETI (Thailand) turun 0,69%, Kospi (Korea Selatan) yang merosot 0,36%, dan Straits Time (Singapura) kehilangan 0,11%
Bursa Saham Asia gagal memanfaatkan momentum penguatan di Bursa Saham Amerika Serikat. Akhir pekan lalu, tiga indeks utama di Wall Street kompak ditutup menghijau.
S&P 500, Nasdaq Composite, Dow Jones Industrial Average, dan masing-masing naik 0,18%, 0,09%, dan 0,07%. Adapun S&P 500 tengah melaju di fase rebound setelah berhasil mencetak kenaikan, usai melemah dalam sepekan perdagangan.
Bank Sentral Amerika Serikat (Federal Reserve/The Fed) mengindikasikan tidak terburu-buru dalam hal pengguntingan suku bunga acuan. Para trader sekarang mengamati dengan cermat angka inflasi AS pada minggu ini karena mereka berpegang teguh pada harapan pelonggaran moneter pada Maret 2024.
“Minggu pertama tahun 2024 membawa sinyal data yang kontradiktif. Pertumbuhan lapangan kerja AS yang solid, risalah rapat Fed yang hati-hati, dan perekonomian AS yang masih kuat meningkatkan keraguan terhadap ekspektasi penurunan suku bunga The Fed yang agresif di pasar,” tulis ekonom Barclays termasuk Christian Keller dalam sebuah catatan kepada kliennya, seperti yang diwartakan Bloomberg News.
Dengan itu, pelaku pasar swap akhirnya mereformasi perkiraan pelonggaran sebesar 140 basis poin tahun ini, dengan sekitar dua pertiga kemungkinan penurunan pada Maret.
“Angka ini mempertanyakan kepercayaan pasar terhadap pemotongan pada bulan Maret,” kata Lindsay Rosner, Manajer Portofolio di Goldman Sachs Asset Management.
Sementara itu, berdasarkan survei Bloomberg, data inflasi AS pada Kamis diperkirakan akan menunjukkan pelemahan lebih lanjut menjadi 3,8% year-on-year pada Desember dari sebelumnya menyentuh 4% di bulan November.
(fad/aji)