Dolar AS Masih Kuat, Potensi Kebangkitan Rupiah Terbatas
Tim Riset Bloomberg Technoz
08 January 2024 07:45
Bloomberg Technoz, Jakarta - Pergerakan nilai tukar rupiah hari ini, Senin (8/1/2024), kemungkinan masih akan sulit bangkit dan terlihat akan melanjutkan pelemahan yang sudah berlangsung sepanjang pekan lalu.
Pasar menanti rilis data inflasi Amerika Serikat (AS) pada Kamis pekan ini dan mengharapkan konfirmasi terkait laju disinflasi yang lebih meyakinkan, sementara dari pasar domestik akan ada rilis posisi cadangan devisa Desember, Indeks Keyakinan Konsumen dan data penjualan ritel pekan ini.
Arus masuk modal asing yang cukup tinggi di pasar domestik pada pekan pertama tahun yang baru diharapkan terus berlanjut mengimbangi sentimen yang masih belum bersahabat bagi rupiah. Secara teknikal, hari ini rupiah masih memperlihatkan sinyal pelemahan lebih lanjut dan berpotensi kembali membentuk tren lower low, dengan membentuk trendline channel di antara Rp15.520/US$, tercermin dari time frame daily menggaris chart dalam tren satu tahun ke belakang.
Rupiah tergerus nilainya 0,75% pekan lalu di tengah penguatan lagi dolar AS hingga 1,1% disokong oleh keraguan pasar atas skenario penurunan bunga acuan The Fed. Yield Treasury, surat utang AS, kembali merangkak naik untuk tenor 10 tahun kini balik lagi ke kisaran 4,04%. Data AS menunjukkan penambahan lapangan kerja pada Desember melampaui bulan sebelumnya dan jauh meninggalkan prediksi pasar. Meski ada juga pandangan bahwa pasar tenaga kerja AS sejatinya tengah menunjukkan pelemahan lebih cepat berdasarkan data-data tenaga kerja lebih lanjut dilansir.
Di pasar forward, rupiah terlihat bergerak lebih kuat di mana kontrak nondeliverable forward (NDF) pada pagi ini bergerak di kisaran Rp15.485-Rp15.503/US$. Level itu lebih tinggi dibandingkan posisi penutupan rupiah spot pekan lalu di Rp15.515/US$. Sementara indeks dolar AS pekan lalu ditutup di zona merah meski membukukan penguatan 1% point-to-point. Pagi ini, terlihat indeks yang mengukur kekuatan the greenback terhadap enam mata uang utama dunia itu bergerak menguat lagi ke kisaran 102,45.