Lawatan terbaru ini dilakukan di tengah-tengah ketegangan yang meningkat antara Israel dan militan Hizbullah yang didukung Iran di Libanon selatan. Hamas, yang ditetapkan sebagai kelompok teroris oleh AS dan Uni Eropa, menyalahkan Israel atas serangan pesawat tak berawak di Beirut yang menewaskan seorang pemimpin seniornya, sementara Hizbullah membalas dengan rentetan roket ke Israel utara.
Perdana Menteri Benjamin Netanyahu sebelumnya telah mengancam akan terjadi kehancuran di Beirut dan Lebanon selatan jika Hizbullah membuka front kedua dalam perang Israel dengan Hamas.
Sementara itu, koalisi yang dipimpin AS juga telah memperingatkan militan Houthi di Yaman, yang juga didukung oleh Teheran, akan adanya "konsekuensi" jika mereka tidak menghentikan serangan-serangan terhadap pelayaran komersial di Laut Merah - yang mana kelompok ini telah bersumpah untuk melanjutkannya.
Sebelum meninggalkan Yordania, Blinken melakukan tur ke gudang Program Pangan Dunia di Amman yang menyimpan banyak sekali bantuan kemanusiaan--termasuk kacang-kacangan kaleng dan hummus--yang siap untuk diangkut ke Gaza. Saat berkeliling di fasilitas tersebut, Blinken mencatat bahwa persediaan makanan siap saji karena banyak warga Palestina yang mengungsi di Gaza tidak dapat menyiapkan makanan.
"Amerika Serikat telah bekerja, sejak hari pertama, untuk membuka rute akses ke Gaza, untuk memberikan bantuan kepada orang-orang yang membutuhkan. Kami terus mengupayakan hal itu setiap hari," kata Blinken di fasilitas tersebut.
"Tidak hanya untuk menjaga agar rute-rute tersebut tetap terbuka, tetapi juga untuk melipatgandakannya, untuk memaksimalkannya, untuk mencoba mendapatkan, seperti yang saya katakan, lebih banyak makanan, lebih banyak bantuan, untuk lebih banyak orang, lebih efektif."
Penjabat direktur WFP Palestina Laura Turner mengatakan kepada para wartawan bahwa truk-truk yang sedang dalam perjalanan menuju Gaza utara, di mana pasukan Israel telah menarik diri sebagian, dikerumuni warga Palestina yang putus asa sebelum bisa mencapai tujuan mereka.
Blinken mengatakan bahwa AS berusaha untuk memastikan bahwa warga sipil terlindungi ketika Israel melanjutkan pemboman dan invasi ke daerah kantong pesisir tersebut, serta memaksimalkan jumlah bantuan makanan yang berhasil masuk.
"Situasi bagi pria, wanita, dan anak-anak di Gaza tetap mengerikan," kata Blinken kepada wartawan pada Sabtu malam di Kreta, di mana ia mendarat sebentar untuk pertemuan dengan perdana menteri Yunani sebelum melanjutkan perjalanan ke Yordania.
"Terlalu banyak warga Palestina yang terbunuh--terutama anak-anak," lanjutnya. "Terlalu banyak yang masih mengalami kesulitan dalam hal akses terhadap makanan, air, obat-obatan, dan kebutuhan dasar kehidupan. Sangat penting bagi kita untuk melihat peningkatan substansial dan berkelanjutan dalam bantuan yang diberikan kepada mereka, serta perlindungan warga sipil secara umum."
Dalam pertemuannya di Yordania, Blinken menekankan "kebutuhan kritis untuk melindungi warga sipil Palestina di Tepi Barat dari kekerasan pemukim ekstremis," demikian menurut pernyataan dari juru bicaranya.
Dalam sebuah gejolak baru semalam, Press TV milik pemerintah Iran melaporkan bahwa pasukan Israel menewaskan enam orang Palestina dalam sebuah serangan pesawat tak berawak di Tepi Barat. Secara terpisah, seorang polisi perbatasan Israel terbunuh di kamp pengungsi Jenin di Tepi Barat pada Minggu, dan seorang warga negara Arab-Israel terbunuh dalam sebuah serangan penembakan terhadap mobilnya.
Di Turki, Blinken mengatakan bahwa dia berbicara dengan Presiden Recep Tayyip Erdogan tentang peran yang dapat dimainkan Ankara di Gaza setelah konflik berakhir, dan mencatat bahwa jelas Turki "siap untuk memainkan peran positif dan produktif" di tengah tantangan besar yang dihadapi Amerika Serikat, Israel, dan negara-negara Arab dalam membangun kembali, memerintah, dan menjaga keamanan di sana.
(bbn)