Bloomberg Technoz, Jakarta - Calon presiden nomor urut 3, Ganjar Pranowo menyebutkan bahwa konflik Laut China Selatan (LCS) tidak selesai dalam 20 tahun. Hal ini disampaikan dalam Debat Capres ke-3. Ganjar mengatakan, kasus LCS tidak selesai bahkan setelah terbentuknya Code of Conduct (CoC) dan Declaration on Conduct (DoC).
“(Konflik) Laut China Selatan tidak pernah selesai, sudah dengan DoC, sudah dengan CoC, 20 tahun lebih tidak pernah selesai,” ujar Ganjar dalam Debat Capres ke-3.
Laut China Selatan merupakan wilayah strategis yang berbatasan dengan Brunei Darussalam, Filipina, Indonesia, Malaysia, Singapura, Vietnam, dan RRT. Di beberapa bagian terjadi tumpang tindih yurisdiksi antara claimant states (Brunei Darussalam, Filipina, Malaysia, Singapura, Vietnam, dan China) yang menjadikan potensi konflik di wilayah ini cukup tinggi.
Dilansir website Kementerian Luar Negeri, ASEAN bersama China mengeluarkan Declaration on Conduct of the Parties in the South China Sea (DOC) yang ditandatangani di Phnom Penh, Kamboja, pada 4 November 2002.
Deklarasi ini berisikan komitmen dari negara anggota ASEAN dan China untuk mematuhi prinsip-prinsip hukum internasional, menghormati freedom of navigation di Laut China Selatan, penyelesaian sengketa secara damai, dan menahan diri dari tindakan yang dapat meningkatkan eskalasi konflik. DOC menjadi pedoman bertindak bagi negara anggota ASEAN dan RRT dalam menjaga perdamaian dan stabilitas di wilayah yang menjadi sengketa dengan semangat kerja sama dan saling percaya.
Pada tahun 2011 saat Pertemuan 44th AMM/PMC/18th ARF, di Bali, RRT dan ASEAN berhasil menyepakati Guidelines for the Implementation of the DOC (Declaration on Conduct of the Parties in the South China Sea).
Kesepakatan itu membuka kesempatan bagi dimulainya pembahasan awal mengenai pembentukan suatu regional Code of Conduct in the South China Sea (CoC) yang akan berfungsi sebagai sebuah mekanisme operasional pencegahan konflik (operational preventive measure) dan bertujuan untuk mengatur tata perilaku negara secara efektif (effectively regulate the behaviour).
Direktur Kerja Sama Politik Keamanan ASEAN Kementerian Luar Negeri, Rolliansyah Soemirat mengatakan, terdapat kompleksitas elemen pada COC, sehingga pihak-pihak yang terlibat selama ini sangat berhati-hati sehingga diperlukan terobosan untuk mengakselerasi prosesnya.
“Mengingat kompleksitas elemen pada COC, pihak-pihak yang terlibat selama ini sangat berhati-hati sehingga diperlukan terobosan untuk mengakselerasi prosesnya," ujar Rolliansyah dalam siaran pers, Jumat (1/9/2023).
(dov/frg)