Setelah pembangunan di dua provinsi selesai, Jokowi berencana untuk memperluas pembangunan food estate hingga ke Sumatra Selatan, Nusa Tenggara Timur, dan Papua.
Jenis komoditas yang akan dikembangkan di food estate bukan hanya singkong seperti disebut Anies Baswedan. Food Estate memproduksi beberapa komoditas seperti padi, jeruk, bawang merah, dan kelapa. Pemerintah juga akan melakukan budidaya hewan seperti ikan dan itik.
Jokowi Tunjuk Menhan Prabowo Subianto
Presiden Joko Widodo mengatakan rencana pengembangan kawasan Food Estate di Kalimantan Tengah yang merupakan kerjasama antara Kemhan, Kementerian PUPR,Kementerian Pertanian, Kementerian LHK dan Kementerian BUMN.
Pada Juli 2020, Jokowi menunjuk Menhan Prabowo Subianto sebagai koordinator dalam rencana pembangunan dan pengembangan kawasan Food Estate dalam upaya memperkuat ketahanan pangan nasional yang merupakan bagian dari kedaulatan negara.
Akan tetapi, program ini dilaporkan gagal. Greenpeace merilis laporan berjudul “Food Estate: Menanam Kehancuran Menuai Krisis Iklim”. Laporan tersebut menyoroti bagaimana salah satu Proyek Strategis Nasional pemerintah ini telah mengeksploitasi hutan dan lahan gambut yang sangat luas sehingga mengancam wilayah adat dan keanekaragaman hayati penting di Indonesia.
Di seluruh wilayah yang direncanakan untuk food estate, diperkirakan sekitar 3 juta hektare hutan berpotensi hilang jika proyek ini dilanjutkan.
Food Estate di Papua
Presiden Joko Widodo meninjau lumbung pangan atau food estate dalam kunjungan kerjanya di Kabupaten Keerom, Provinsi Papua, pada Selasa, 21 Maret 2023. Presiden Jokowi mengatakan bahwa pemerintah menyiapkan sekitar 10 ribu hektare untuk penanaman jagung di tempat tersebut.
“Kita di Kabupaten Keerom, Provinsi Papua, di sini akan disiapkan kurang lebih 10 ribu hektare untuk penanaman jagung. Tapi sekarang yang sudah disiapkan land clearing, kemudian pengolahan tanah baru 500 hektare, tahun depan 2.500 hektare. Tetapi yang ditanam hari ini baru 100 hektare,” ujar Presiden dalam keterangannya selepas peninjauan
Anggaran Ketahanan Pangan
Meski gagal di Kalimantan, Jokowi tetap ngotot mengembangkan food estate sebagai langkah ketahanan pangan. Pemerintah mengalokasikan anggaran hingga Rp114,3 triliun pada APBN 2024 untuk sejumlah program ketahanan pangan.
Beberapa target pengembangannya antara lain area pertanian seluas 304.000 hektar; area perkebunan jagung seluas 90.000 ha; area perkebunan kedelai seluas 184.650 ha; pengembangan 100 Desa Beragam; bantuan alat penangkap ikan ramah lingkungan sebanyak 17.000 unit; bantuan sarana chest freezer (peti beku) sebanyak 300 unit; dan pelatihan masyarakat kelautan dan perikanan sejumlah 29.173 orang.
Anggaran tersebut juga digunakan untuk rehabilitasi saluran tambak sebanyak 10 unit; pembangunan jaringan irigasi seluas 4.000 ha melalui pusat dan 25.328 ha melalui daerah; pembangunan bendungan lanjutan sebanyak 23 unit dan bendungan baru sebanyak 1 unit; rehabilitasi jaringan irigasi seluas 38.000 ha melalui pusat dan 96.779 ha melalui daerah; rehabilitasi sumber-sumber air 3.573 unit; penyaluran subsidi pupuk 5,2 juta ton; pembangunan jalan pertanian 3.624 unit; Pembangunan olahan pakan ternak 459 unit; 65 pelabuhan perikanan; rehabilitasi 184 balai benih; dan dana ketahanan pangan dan pertanian untuk 1.350 kelompok masyarakat.
Sumber : Kementerian Pertahanan, Sekretariat Kabinet, Greenpeace Indonesia
(dov/frg)