Adapun tingkat pengangguran AS kategori U-1 yaitu pengangguran lebih dari 15 minggu dan U-2 yakin pengangguran akibat PHK, masing-masing naik 1,4% (dibanding 1,28% bulan sebelumnya) dan naik 1,83% (dibandingkan 1,82% pada November).
“Indikator preferensi kami untuk mengidentifikasi resesi, yaitu pergerakan rata-rata arus pengangguran bersih dalam enam bulan, terus menunjukkan arus masuk melampaui arus keluar. Revisi musiman memperlihatkan bahwa arus masuk dan keluar pengangguran lebih di semester II-2023. Selama lima bulan terakhir, indikator ini telah memenuhi ambang batas kami dalam mengidentifikasi resesi,” jelas Anna.
Pertumbuhan upah di AS stabil di 0,4% pada Desember, lebih tinggi ketimbang konsensus. Sementara secara tahunan, upah per jam buruh di AS naik 4,1% dibanding 4% sebelumnya. Adapun jam kerja rata-rata karyawan mencapai 34,3 jam per minggu pada Desember, lebih rendah sedikit dibanding sebelumnya sebanyak 34,4 jam per minggu.
Ada banyak tanda-tanda pelemahan pasar tenaga kerja yang perlu jadi perhatian di mana durasi rata-rata lama menganggur naik tajam jadi 9,7 minggu pada Desember dibanding 9 minggu di bulan sebelumnya. Sementara permintaan terhadap pekerja temporer, yang merupakan salah satu tanda resesi, tercatat lebih rendah. Jumlah mereka yang bekerja paruh waktu karena alasan ekonomi terus meningkat sedang jam kerja menurun.
“Intinya, meski angka utama nonfarm payrolls cukup mengejutkan, survei rumah tangga menunjukkan hasil yang suram. Sebagian besar perincian dalam laporan tenaga kerja memperlihatkan bahwa pasar tenaga kerja AS tengah melemah dengan cepat. Kami masih memperkirakan The Fed akan mulai menurunkan bunga pada Maret nanti,” kata Anna.
Ekonom memperkirakan tingkat pengangguran akan terus meningkat selama sisa tahun ini dan the Fed akan mulai memangkas bunga pada Maret nanti.
(rui)