Logo Bloomberg Technoz

Bloomberg Technoz, Jakarta - Amerika melaporkan data penting yang sangat ditunggu-tunggu oleh pelaku pasar pada Jumat malam lalu. Sekilas, terlihat bahwa data penambahan lapangan kerja pada Desember lalu lebih besar ketimbang bulan sebelumnya dan juga melampaui perkiraan pasar. Di sisi lain, tingkat pengangguran stagnan di angka 3,7%, lebih rendah dibanding prediksi pasar di 3,8%.

Penambahan lapangan kerja yang lebih banyak ditambah angka pengangguran yang belum setinggi ekspektasi pasar mungkin semakin mengikis ekspektasi terhadap penurunan bunga The Fed pada Maret nanti. Namun, publikasi data lebih lanjut memperlihatkan kondisi pasar tenaga kerja AS sebenarnya tengah melemah lebih cepat, menurut penilaian ekonom Bloomberg Economics.

“Pasar tenaga kerja melemah dengan cepat dan pada akhirnya The Fed kemungkinan akan lebih menekankan kondisi dasar yang memperlihatkan pelemahan lebih dalam ketimbang yang ditunjukkan oleh data penambahan lapangan kerja,” kata Anna Wong, Chief Economist dari Bloomberg Economics untuk Amerika Serikat, dikutip, Ahad (7/1/2024).

Beberapa data yang menguatkan dugaan penurunan kondisi pasar tenaga kerja AS itu antara lain, penurunan pekerjaan sektor rumah tangga sebesar 683.000 dibanding penambahan 586.000 sebelumnya. “Menyesuaikan dengan metodologi nonfarm payrolls, lapangan kerja sektor rumah tangga turun 753.000 dibanding penambahan 417.000 sebelumnya, ini adalah penurunan terbesar sejak April 2020,” kata Anna.

Pekerjaan di sektor rumah tangga menurun terdalam sejak 2020 (Bloomberg)

Tingkat pengangguran U-3 masih stagnan di 3,7% lebih karena terjadinya penurunan jumlah angkatan kerja sebanyak 676.000. The Fed, menurut ekonom, ingin melihat peningkatan pasokan tenaga kerja yang memberi dorongan berlanjutnya disinflasi upah.

Adapun tingkat pengangguran AS kategori U-1 yaitu pengangguran lebih dari 15 minggu dan U-2 yakin pengangguran akibat PHK, masing-masing naik 1,4% (dibanding 1,28% bulan sebelumnya) dan naik 1,83% (dibandingkan 1,82% pada November).

“Indikator preferensi kami untuk mengidentifikasi resesi, yaitu pergerakan rata-rata arus pengangguran bersih dalam enam bulan, terus menunjukkan arus masuk melampaui arus keluar. Revisi musiman memperlihatkan bahwa arus masuk dan keluar pengangguran lebih di semester II-2023. Selama lima bulan terakhir, indikator ini telah memenuhi ambang batas kami dalam mengidentifikasi resesi,” jelas Anna.

Pertumbuhan upah di Amerika (Bloomberg)

Pertumbuhan upah di AS stabil di 0,4% pada Desember, lebih tinggi ketimbang konsensus. Sementara secara tahunan, upah per jam buruh di AS naik 4,1% dibanding 4% sebelumnya. Adapun jam kerja rata-rata karyawan mencapai 34,3 jam per minggu pada Desember, lebih rendah sedikit dibanding sebelumnya sebanyak 34,4 jam per minggu.

Ada banyak tanda-tanda pelemahan pasar tenaga kerja yang perlu jadi perhatian di mana durasi rata-rata lama menganggur naik tajam jadi 9,7 minggu pada Desember dibanding 9 minggu di bulan sebelumnya. Sementara permintaan terhadap pekerja temporer, yang merupakan salah satu tanda resesi, tercatat lebih rendah. Jumlah mereka yang bekerja paruh waktu karena alasan ekonomi terus meningkat sedang jam kerja menurun.

“Intinya, meski angka utama nonfarm payrolls cukup mengejutkan, survei rumah tangga menunjukkan hasil yang suram. Sebagian besar perincian dalam laporan tenaga kerja memperlihatkan bahwa pasar tenaga kerja AS tengah melemah dengan cepat. Kami masih memperkirakan The Fed akan mulai menurunkan bunga pada Maret nanti,” kata Anna.

Ekonom memperkirakan tingkat pengangguran akan terus meningkat selama sisa tahun ini dan the Fed akan mulai memangkas bunga pada Maret nanti. 

(rui)

No more pages