Ia mengingatkan pada banyak kasus penangkapan, pelaku merupakan korban dari penyalahgunaan narkoba. Sugeng menyebut beberapa kasus sebelum saipul Jamil, misal Ibra Azhari atau Ammar Zoni.
“Mereka adalah penyalahguna narkoba yang sebetulnya harus dilihat sebagai korban, tetapi kemudian untuk menunjukkan polisi bekerja, mereka dipertontonkan ke publik, tapi polisi tidak bisa menjelaskan dalam satu bulan berapa orang penyalahguna narkoba yang ditangkap,” papar dia.
Selama ini korban dari zat terlarang narkoba tidak mendapat perlindungan. Ia menduga pada banyak kasus penangkapan yang melibatkan korban dilatarbelakangi oleh informasi dari para pengedar itu sendiri.
“'Cepu' yang diduga adalah pengedar itu sendiri, pengedar kecil atau bandar kecil. Bandar ini tidak ditangkap, malah penyalahgunanya ditangkap,” ungkap dia. Pola tangkap yang berulang pada kasus penangkapan yang tidak humanis kepada korban harus dievaluasi.
“Bahkan hanya untuk mempertunjukkan polisi bekerja saja menangkap penyalahguna narkoba, tapi tidak menyelesaikan proses penegakan hukum anti narkoba dengan memutus mata rantai peredaran narkoba,” pungkas Sugeng.
Detik-detik penangkapan Saiful Jamil ...masih diduga ada kaitannya dengan narkoba. pic.twitter.com/vv8ndsbL0O
— Devy Casanofa Fransisco (@devy_casanofa) January 5, 2024
Sebelumnya Saipul Jamil ditangkap petugas dari Polsek Tambora, Jakarta Barat, Jumat (5/1/2024) siang. "Polisi masih melakukan pendalaman, benar ikut tertangkap artis SJ (Saipul Jamil)," ujar Kapolsek Tambora, Kompol Donny Agung Harvida kepada wartawan, Jumat (5/1/2024).
Donny mengatakan mulanya Saipul Jamil bukan bagian dari target operasi penangkapan. Polisi melakukan pencegatan terhadap sebuah mobil yang melintas, terkait dengan pengembangan kasus narkoba yang tengah didalami petugas.
(ibn/wep)
