Logo Bloomberg Technoz

Data mencatat pada halving day tahun 2012 terjadi kenaikan Bitcoin mencapai 9.800% menjadi US$1,031.95. Bitcoin juga tercatat all-time-high di tahun 2013 usai halving.

Periode halving kedua, pada 2016 kenaikannya mencapai 3.000% menjadi US$20,089 dengan all-time-high satu tahun setelahnya. Halving terakhir tahun 2020 kenaikan harga sekitar lebih 700% menjadi US$66,000. Tahun 2021 Bitcoin mencapai all-time-high.

“Di tahun ini, jumlah pasokan koin yang dirilis diperkirakan akan senilai 1.312.500 BTC dengan imbalan atau reward untuk para penambang (mining) yang akan dikurangi menjadi 3,125 BTC,” jelas Oscar. 

Volatilitas pergerakan harga Bitcoin di awal tahun 2024. (Dok: Bloomberg)

Dengan situasi ini, prediksinya kenaikan Bitcoin akan melebihi catatan tahun lalu. Pada 2023 kenaikan Bitcoin telah mencapai 172%,  dimana tahun lalu rekor tertingginya mencapai US$44.000 (sekitar Rp688 juta).

“Di awal tahun 2024 saja, harga Bitcoin sudah menembus US$45.000 atau sekitar Rp698 juta. Tentunya, di tahun ini harga Bitcoin akan meningkat, terlebih akan adanya peristiwa halving day Bitcoin dan peluncuran ETF Bitcoin Spot. Menurut prediksi dari Standard Chartered, harga bitcoin bisa akan menyentuh US$100,000 karena halving day ini,” kata Oscar.

Atas potensi kenaikan Bitcoin ini bagi sebagian orang mungkin mulai tertarik memulai membeli. Namun pastikan Anda memiliki strategi investasi, jangan sampai hanya sekadar ikut arus dan berpotensi rugi.

Volatilitas pergerakan harga Bitcoin di awal tahun 2024 dibandingkan dengan MVIS Index. (Dok: Bloomberg)

Strategi investasi aset digital Bitcoin sepanjang tahun 2024.

Investasi rutin

Pola investasi rutin atau dalam dunia investasi dikenal dengan teknik dollar cost averaging. Pola rutin berinvestasi  yang bisa memanfaatkan fitur pada platform exchanger, artinya memasukin sejumlah dana yang sama dalam periode tertentu — tanpa perlu khawatir fluktuasi yang terjadi.

Selalu belajar aspek fundamental

Di industri kripto, penting untuk selalu belajar menganalisis setiap keputusan investasi.  Dengan menjadi analis untuk diri sendiri, Anda bisa lebih memahami bagaimana tren investasi bitcoin atau koin kripto lain berjalan. Hindari sifat FOMO (Fear Of Missing Out), sebuah perasaan cemas dan takut yang timbul di dalam diri seseorang akibat ketinggalan sesuatu.

Hindari sifat serakah

Setiap pengambilan keputusan investasi harus didasari atas pertimbangan yang bijak. Hindari “greed” atau keserakahan. Data Fear and Greed Index yang mengukur sentimen pasar aset kripto, mencatat angka yang telah mencapai level tertinggi sejak Bitcoin mencapai titik tertinggi sepanjang masa pada November 2021.

Tetapkan target harga profit dan loss

Setelah melakukan analisis dan mempelajari aspek fundamental, langkah selanjutnya adalah menetapkan target harga. Kapan Anda akan membeli dan kemudian melepas pada level berapa. Fitur aksi jual-beli sudah bisa Anda manfaatkan di banyak platform exchanger kripto.

Diversifikasi portofolio

Meski sentimen ETF Spot akan disetujui regulator AS hingga mendorong kenaikan Bitcoin, tidak ada salahnya Anda melakukan diversifikasi portofolio. Banyak alternatif koin yang bisa kamu pilih. Tentukan berdasarkan hasil analisis dan tren pergerakannya. “Dapat dipertimbangkan untuk melakukan diversifikasi portofolio, menetapkan tujuan dan batasan risiko dengan menggunakan fitur take profit dan stop loss dan menghindari FOMO,” tulis Riset Analis Ajib Kripto Panji Yudha.

Apapun katalis positif yang kini hadir di industri kripto, Anda tetap harus mempersiapkan exit-strategy saat seluruh pertimbangan investasi tidak terjadi. Termasuk gagal atau tertundanya keputusan persetujuan ETF dari Komisi Sekuritas dan Bursa AS.

Kembali diingatkan kripto merupakan aset yang memiliki tingkat volatilitas yang tinggi sehingga jika ada pemberitaan bersentimen negatif dapat menurunkan harga Bitcoin.

(wep)

No more pages