Kementerian Perdagangan Malaysia mengatakan pada Rabu (1/3/2023), bahwa pelopor Tesla akan mendirikan kantor di Malaysia, dengan pusat layanan dan jaringan pengisian daya.
Malaysia berfokus pada pengembangan ekosistem EV dan telah menawarkan insentif untuk meningkatkan pemakaian.
Negara ini memiliki target untuk memiliki EV, termasuk kendaraan hibrida, mencapai 15% dari total volume industri pada 2030.
Di sisi lain, Tesla juga akan membangun pabrik baru di Monterrey, Meksiko. Kabar yang disampaikan oleh Presiden Meksiko itu mengakhiri spekulasi masyarakatnya tentang di mana pembangunan industri Tesla akan dilakukan.
Presiden Meksiko Andres Manuel Lopez Obrador (AMLO) mengatakan perincian rencana tersebut akan diumumkan oleh CEO Tesla Elon Musk pada Rabu (1/3/2023) waktu setempat.
Pembangunan ini akan membantu Meksiko membangun jutaan kendaraan listrik yang sebelumnya sudah dipasok negara tersebut ke AS setiap tahun.
Dalam beberapa tahun terakhir, pabrikan Amerika dan Eropa membangun pabrik EV utamanya di negara bagian Amerika. Namun demikian, BMW dan General Motors Co. telah mengumumkan investasinya baru-baru ini di Meksiko yang akan meningkatkan ekspor kendaraan listrik ke AS.
Pengusaha Waswas
Pada perkembangan lain, pelaku industri di dalam negeri menilai pemerintah perlu lebih berhati-hati dalam menggaet investor asing, khususnya di sektor-sektor yang sedang naik daun seperti industri kendaraan listrik.
Dalam kaitan itu, Ketua Bidang Industri Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Johnny Darmawan menyebut Pemerintah Indonesia sebaiknya tidak sembarangan mengambil keputusan terkait dengan investasi pabrikan kendaraan listrik yang sedang hangat dibicarakan belakangan ini.
Dia merujuk pada upaya otoritas untuk memikat Tesla Inc menanamkan modalnya di Indonesia.
Raksasa kendaraan listrik global itu menyatakan keinginannya untuk berinvestasi di Tanah Air, dengan catatan pemerintah menetapkan pembebasan bea masuk kendaraan listrik dalam bentuk utuh atau completely built up (CBU).
Tujuannya adalah agar harga produk Tesla menjadi lebih kompetitif di dalam negeri. Terlebih, Indonesia selama ini dianggap sebagai pasar yang sulit bagi mereka, salah satunya akibat tingginya bea masuk kendaraan CBU.
Keinginan Tesla berinvestasi di Indonesia didorong oleh minat CEO Tesla Elon Musk memanfaatkan cadangan bahan baku baterai di Indonesia.
"Kalau rencana itu, saya tidak terlalu setuju, Indonesia jangan seperti 'menjual diri'. Semuanya dibukakan [pintu] untuk masuk demi investasi," katanya ketika dihubungi oleh Bloomberg Technoz pada Rabu (15/2/2023).
Menurut Johnny, keputusan yang diambil pemerintah terkait dengan investasi asing seharusnya mempertimbangkan bagaimana nasib pelaku industri di dalam negeri. Apakah manfaat yang akan diterima oleh masyarakat luas akan jauh lebih besar dibandingkan dengan konsekuensi yang diterima atau malah sebaliknya.
"Semua harus menikmati hasil dari investasi tersebut, mulai dari pemerintah hingga masyarakat luas. Jangan sampai mereka yang berinvestasi jauh lebih untung atau malah merugikan masyarakat," ujarnya.
Mengutip Bloomberg News pada Rabu (15/2/2023), Tesla diketahui sudah melakukan pembicaraan dengan Pemerintah Indonesia untuk rencana pembangunan pabriknya dengan di Tanah Air.
Negosiasi tersebut dikabarkan meliputi fasilitas apa saja yang nantinya akan dibangun, termasuk produksi dan rantai pasok.
Pabrik tersebut rencananya akan memiliki kapasitas produksi hingga 1 juta mobil per tahun atau terbesar ketiga di luar negara asal Tesla, Amerika Serikat. Kehadiran pabrik itu sejalan dengan ambisi Tesla yang ingin semua pabriknya secara global mencapai kapasitas tersebut.
Sumber yang dirahasiakan identitasnya menyebut bahwa kesepakatan belum ditandatangani dan masih punya kemungkinan tidak berlanjut atau batal.
(wdh)