Kisruh Emas Tamasia, Pahami Risiko Investasi Emas Digital
Ruisa Khoiriyah
18 January 2023 12:24
Bloomberg Technoz, Jakarta - Publik ramai dikejutkan kasus investasi emas Tamasia, aplikasi jual beli emas digital yang sudah berdiri sejak 2017, yang beralih bisnis dan berimbas pada nasabah mereka. Cuitan akun Twitter @adrsbg pada 16 Januari 2023 menjadi viral saat mengungkapkan kekagetan karena aplikasi jual beli emas tersebut meminta para nasabah agar menjual emas mereka paling lambat pada 15 Februari.
Yang menjadi persoalan, Tamasia meminta nasabah menjual emas di harga Rp 800.000 per gram di kala harga emas batangan saat ini sudah jauh di angka tersebut. Emas Logam Mulia Antam, misalnya, bertengger di posisi Rp 1,022 juta per gram dengan harga beli kembali (buyback) senilai Rp 928.000 pada Rabu (18/1/2023).
Website Tamasia Global Sharia sudah tidak bisa diakses dan akun media sosial Tamasia di Instagram terakhir mengunggah konten adalah 19 jam lalu. Perusahaan jual beli emas itu menyampaikan permohonan maaf pada para nasabahnya. “Terima kasih sudah menjadi pengguna dan tumbuh bersama Tamasia,” tulis akun Instagram @tamasia_id.
Selanjutnya, Tamasia memastikan untuk tetap bisa dijangkau oleh para nasabah yang membutuhkan penjelasan lebih lanjut. “Tamasia berada dalam kondisi yang harus mengikuti regulator sehingga perlu bertransformasi business model,” demikian dikutip oleh Bloomberg Technoz. Belum ada penjelasan lebih terperinci mengapa harga beli kembali yang dikenakan pada para nasabahnya jauh di bawah harga rata-rata pasar emas saat ini.
Baru ada 5 pedagang emas digital resmi
Booming kemunculan aplikasi investasi online, beberapa tahun terakhir memunculkan banyak opsi bagi para investor ritel yang ingin memulai investasi mereka. Bukan cuma aplikasi investasi saham atau reksa dana, para peminat investasi emas juga semakin banyak memiliki pilihan tempat membeli emas. PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) dan BUMN Pegadaian tidak lagi menjadi satu-satunya tempat membeli emas.