Iran membantah terlibat dalam serangan tersebut, dan pejabat AS dan Israel mengatakan mereka tidak memiliki bukti langsung bahwa Iran memainkan peran aktif. Sejak awal, Iran mengatakan bahwa tanggapan militer Israel terhadap serangan Hamas akan dijawab oleh kelompok-kelompok anti-Israel dan anti-Barat yang didukungnya. Apa yang disebut poros perlawanan ini termasuk militan di Lebanon, Yaman, Irak, Suriah, dan Afghanistan.
2. Mengapa Israel dan Iran Bermusuhan?
Hubungan Israel dan Iran mengalami perubahan drastis selama beberapa dekade terakhir. Keduanya pernah menjadi sekutu pada tahun 1950-an selama pemerintahan Shah Mohammad Reza Pahlavi, monarki terakhir Iran. Namun, persahabatan itu runtuh secara tiba-tiba setelah Revolusi Islam Iran pada tahun 1979.
Pemimpin baru Iran memutuskan hubungan diplomatik dengan Israel dan mengambil sikap keras menentang negara tersebut. Mereka menyebut Israel sebagai kekuatan imperialis di Timur Tengah dan mendukung kelompok-kelompok yang secara rutin melancarkan serangan terhadapnya. Sebaliknya, Israel memandang program nuklir Iran sebagai ancaman eksistensial dan diduga terlibat dalam aksi sabotase terhadap program tersebut. Iran membantah memiliki ambisi nuklir militer.
Ketegangan semakin meningkat dengan bocornya dokumen-dokumen rahasia Iran pada tahun 2018, yang menurut Israel mengindikasikan niat Iran mengembangkan senjata nuklir. Pejabat Israel berulang kali menyatakan bahwa mereka akan menyerang program nuklir Iran menggunakan kekuatan udara jika diperlukan, seperti yang mereka lakukan terhadap Irak pada tahun 1981 dan Suriah pada tahun 2007.
3. Di Mana Konflik Menyebar?
Lebanon: Setelah serangan yang memicu perang, milisi Hizbullah mulai melancarkan serangan rudal, mortir, dan roket ke Israel utara sebagai solidaritas dengan Hamas. Hizbullah menerima pendanaan, senjata, dan pelatihan dari Iran dan sangat dipengaruhi oleh Korps Pengawal Revolusi Islam Iran yang elit, yang mengatur dan mempersenjatai milisi di luar negeri.
Tembak-menembak lintas batas antara Israel dan Hizbullah telah menjadi kejadian sehari-hari, mengancam membuka mendan perang kedua. Hizbullah memiliki kekuatan tempur yang lebih besar dan lebih profesional daripada Hamas dan memiliki persenjataan yang lebih baik. Israel dan Hizbullah telah berulang kali berperang, termasuk dalam perang tahun 2006.
Laut Merah: Pemberontak Houthi yang didukung Iran, yang telah menguasai Yaman barat laut sejak perang saudara meletus pada tahun 2014, telah melancarkan serangkaian serangan terhadap kapal-kapal yang berlayar di Laut Merah.
Houthi, yang juga telah mencoba menyerang Israel dengan rudal dan drone, mengatakan mereka memprotes operasi militer terhadap Hamas dengan menargetkan kapal apa pun yang memiliki hubungan dengan Israel, meskipun tidak ada hubungan yang terlihat jelas pada beberapa kapal yang terkena dampak.
Serangan Laut Merah telah mendorong perusahaan pelayaran untuk mengalihkan kapal ke sekitar ujung selatan Afrika, sebuah perjalanan yang lebih panjang dan lebih mahal. AS memimpin satuan tugas angkatan laut di Laut Merah untuk membantu menangani ancaman Houthi. Menanggapi serangan terhadap kapal kontainer milik Denmark, pasukan AS menenggelamkan tiga kapal Houthi dan membunuh beberapa anggota kelompok pemberontak pada 31 Desember.
Irak: Pasukan militer AS di Irak — 2.500 di antaranya tetap berada di negara itu pada misi untuk mencegah kebangkitan kembali ISIS — telah menjadi sasaran serangkaian serangan sejak pertengahan Oktober. Serangan tersebut sebagian besar diklaim oleh kelompok yang menamakan diri mereka Islamic Resistance, yang selaras dengan dan didukung oleh Iran.
AS telah melakukan serangan balik secara selektif. Irak menyalahkan AS atas serangan 4 Januari di Baghdad yang menewaskan dua komandan Harakat al-Nujaba. Kelompok ini merupakan bagian dari Islamic Resistance dan bagian dari Popular Mobilization Forces Irak, yang awalnya dibentuk untuk melawan ISIS dan sekarang menjadi bagian dari aparat keamanan Irak.
Setelah serangan drone pada 25 Desember melukai tiga personel AS di Irak utara, AS menyerang tiga instalasi di Irak. Operasi tersebut menargetkan, antara lain, kelompok Kataib Hizbullah, yang terpisah dari Hizbullah (yang secara harfiah berarti "partai Tuhan") dan bagian dari Islamic Resistance. Serangan itu juga menyebabkan ketegangan antara AS dan Irak, yang pemerintahnya mengutuk serangan tersebut, mengatakan seorang anggota angkatan bersenjata negara itu tewas.
Suriah: Sekitar 900 pasukan AS yang masih berada di Suriah — juga dalam misi kontraterorisme — telah diserang berulang kali oleh milisi yang bersekutu dengan Iran. Serangan ini juga memicu serangan balasan terbatas dari AS.
Salah satu pada 12 November berisiko menimbulkan konfrontasi langsung antara AS dan Iran; AS menyerang fasilitas di Suriah timur yang digunakan oleh Garda Revolusi Iran. Suriah juga merupakan arena konflik antara Iran dan Israel. Iran membangun kehadiran militer di Suriah untuk mendukung sekutunya, Presiden Bashar al-Assad, dalam perang saudara negara itu dan untuk memfasilitasi transfer senjata darat untuk Hizbullah.
Pada 25 Desember, Iran mengatakan serangan udara Israel di Damaskus menewaskan seorang komandan senior Garda Revolusi. Sebelumnya, Israel telah meningkatkan serangan terhadap milisi yang didukung Iran di Suriah setelah mereka bergerak mendekati perbatasan Israel.
(bbn)