Logo Bloomberg Technoz

Ada dua juta kali kunjungan dalam satu bulan di Zenius.net pada periode 2017, hingga namanya makin dikenal dan sempat menyandang perusahaan edtech pertama yang masuk ke Top 10 Startup di Indonesia versi startupranking.com.

Zenius.net memulai operasi perdana 22 April 2020, dan telah berkembang menjadi aplikasi di berbagai platform toko aplikasi online.

Pada tahun 2020 Zenius sempat menggratiskan pembelajaran untuk mendukung proses belajar selama masa pandemi COVID-19, yang diakui juga merupakan fase berat karena berimbas ke bisnis.

Pada Juni 2021 hingga satu tahun berikutnya growth session di situs perusahaan mencapai 64,5% dan pertumbuhan juga terjadi pada platform media sosial, mulai dari Youtube hingga TikTok.

Kesuksesan Zenius membuat Patrick Walujo salah satu pendiri perusahaan Northstar Group memberikan suntikan dana sebesar sebesar US$20 juta. Selain dari perusahaan milik patrick, Zenius juga mendapatkan suntikan dana dari MDI Ventures milik Telkom. Dana ini digunakan untuk mengembangkan Zenius semakin luas dan gampang diakses masyarakat.

Berdasarkan catatan Crunchbase sepanjang tahun 2019 hingga 2021 setidaknya Zenius telah menuntaskan aksi penggalangan dana (fundraising). Sebelum Northstar berinvestasi juga ada nama-nama seperti Alto Partners Multi-Family Office pada Juli 2019 dengan nilai yang dirahasiakan. Dilanjutkan dengan kelompok investor yang dipimpin oleh BEENEXT senilai US$20 juta. Pada tahun 2021 Alpha JWC juga berinvestasi dalam gelombang fundraising seri B Zenius.

Alasan Tutup dan Masa Depan Bisnis Bimbel Online

Alasan penutupan tidak secara lugas disampaikan perusahaan dalam pernyataannya, namun kabar beredar Zenius dalam proses pengakuisisian. Sekolah.mu rumornya akan masuk menjadi investor baru di Zenius.

Kabar Zenius dijual oleh pemiliknya bukan hal baru. Beberapa tahun lalu menurut sumber-sumber DealStreetAsia menyatakan bahwa, “Zenius mungkin akan dijual dan dilaporkan sedang melakukan pembicaraan dengan perusahaan pendidikan lokal yang juga miliki platform dan layanan offline.”

Tidak ada sanggahan dari dua pendiri Zenius, Sabda Putra Subekti atau Medy Suharta. Perwakilan Zenius saat dikonfirmasi Bloomberg Technoz juga menolak menanggapi kabar penjualan perusahaan kepada Sekolah.mu.

“Mohon maaf mas, untuk saat ini saya tidak bisa memberikan informasi lebih lanjut di luar dari pernyataan resmi perusahaan,” tulis Zenius.

Peneliti Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Izzudin Al Farras menilai bisnis startup edukasi atau bimbingan belajar (online) masih terus berkembang. Kasus Zenius yang memilih menutup operasi mereka sementara tidak bisa dijadikan panduan secara luas.

Sementara Esther Sri Astuti Direktur Indef meyakini  startup digital yang berfokus pada platform edukasi memiliki peluang bertumbuh meski tantangan yang dihadapi tidak ringan. “Mereka harus menjaga biaya agar tetap affordable, karena tentu saja bimbingan belajar online berbeda dengan tatap muka, pasti ada yang missing,”  jelas dia.

(wep)

No more pages