Adapun realisasi impor gula pada 2023, kata Budi, adalah hanya 56% dari 900 ribu ton. Budi membantah bahwa realisasi yang kecil terjadi karena harga dunia internasional yang tinggi. “Harga tinggi bukan karena itu, tapi karena harga internasional. Justru karena harga tinggi itu impor hati-hati. Harga tinggi impor nunggu stabil dulu,” kata dia.
Di lain sisi, sebelumnya Kepala Badan Pangan Nasional Arief Prasetyo Adi menyinggung importir yang tidak melaksanakan penugasan impor gula karena takut mengalami kerugian imbas harga yang melambung tinggi.
“Secepatnya yang pegang kuota impor harus merealisasikan importasi, termasuk Badan Usaha Milik Negara (BUMN) seperti RNI dan PTPN, private juga sama. Hanya melakukan importasi ketika untung, maka kalau harga di luar lebih tinggi, mereka gak melakukan importasi. Tidak gitu caranya. Importasi bukan hanya harga tapi pemenuhan stok,” ujar Arief dalam peluncuran Gerakan Pangan Murah (GPM) serentak di Gedung Bapanas, Senin (16/10/2023).
(dov/frg)