Perakit elektronik besar mulai dari Foxconn Technology Group hingga GoerTek Inc. telah memperluas rantai pasok yang terdiversifikasi di luar China. Ditambah dengan sanksi perdagangan AS terhadap China yang menantang rencana pertumbuhan dan pembangunan ekonomi terbesar kedua di dunia itu.
Xi pun menyuarakan nada tegas tentang peran China sebagai pabrik dunia.
“Saya selalu mengatakan ada dua area penting bagi China: satu untuk melindungi mangkuk nasi kita, dan untuk membangun manufaktur,” kata dia.
“Sebagai bangsa yang besar dengan 1,4 miliar penduduk, kita harus mengandalkan diri kita sendiri untuk menyelesaikan kedua masalah tersebut. Kami tidak dapat mengandalkan pasar internasional untuk menyelamatkan kami,” lanjutnya.
India kini muncul sebagai lokasi alternatif untuk pabrik elektronik yang merakit gadget – termasuk iPhone Apple Inc. – saat ketegangan Beijing dan Washington berlanjut.
Bloomberg News melaporkan pekan lalu bahwa produksi iPhone generasi terbaru datang jauh lebih cepat ke India tahun ini dibandingkan dengan sebelumnya, dan ekspornya berlipat ganda. Foxconn pun merencanakan pabrik baru senilai US$ 700 juta di India.
Para analis mengatakan bahwa untuk mengamankan kemandiriannya, China dapat mempercepat lokalisasi teknologi informasi dan komunikasi dan menambahkan kebijakan pendukung baru untuk sektor chipnya. Langkah-langkah itu bisa dilakukan pada kuartal kedua tahun ini.
Pemerintah AS pekan lalu telah menambah upaya membatasi kemajuan teknologi Beijing dengan memasukkan daftar baru raksasa teknologi China ke daftar hitam. Diantaranya adalah pembuat server Inspur Group dan perusahaan genetika BGI.
Inspur telah menjadi mitra bagi raksasa AS seperti Intel Corp. dan Cisco Systems Inc., dan membantu mereka mendapatkan pijakan di China.
(bbn)