Logo Bloomberg Technoz

2. Apa latar belakang Qassem Soleimani?

Qassem Soleimani bergabung dengan Garda Revolusi, pasukan militer utama Iran, setelah revolusi Iran pada tahun 1979. Lahir dari keluarga miskin, ia menjadi terkenal saat memimpin pasukan selama Perang Iran-Irak dari tahun 1980-1988, yang dimulai ketika pasukan Presiden Irak Saddam Hussein menginvasi. Perang ini berakhir dengan kematian sebanyak satu juta orang.

Pemimpin Tertinggi Ayatollah Ali Khamenei mempromosikan Qassem Soleimani menjadi mayor jenderal pada tahun 2011, setelah ia mengambil alih Pasukan Quds, yang bertanggung jawab atas operasi luar negeri Garda Revolusi. Selama kariernya, ia mengembangkan hubungan dekat dengan kelompok Kurdi di Irak dan kemudian membantu milisi Hizbullah Lebanon.

3. Seberapa kuatkah dia?

Qassem Soleimani adalah salah satu pemimpin paling kuat di Iran dan merupakan kekuatan pendorong di balik kebijakan luar negerinya. Ketika Presiden Suriah Bashar al-Assad mengunjungi Teheran pada 2019, menteri luar negeri Iran tidak diundang untuk menghadiri pertemuan dengan pemimpin tertinggi, tetapi Qassem Soleimani diundang.

Dia memimpin banyak operasi militer Iran untuk memerangi ISIS, sambil membantu menopang pemerintah sekutu di Irak dan Suriah. Pengaruhnya di Irak begitu besar sehingga ketika protes anti-pemerintah meletus, Qassem Soleimani dikirim ke Baghdad untuk berpartisipasi dalam negosiasi atas kepergian perdana menteri Irak. Dia juga mengambil peran langsung dalam menjalankan kebijakan Iran untuk mendukung rezim Assad, yang terancam oleh para pemberontak Muslim Sunni. Iran, seperti halnya Irak, adalah negara dengan mayoritas Muslim Syiah.

Jenderal Militer Iran Qassam Soleimani (Hasan Shaaban/Bloomberg)

4. Bagaimana masyarakat Iran memandangnya?

Popularitas Qassem Soleimani melonjak ketika eksploitasi militernya menjadikannya wajah dari perjuangan Iran melawan jihadis Sunni ISIS. Dia secara teratur mengunjungi garis depan di Irak dan Suriah. Pada tahun 2016, popularitasnya begitu tinggi sehingga muncul spekulasi bahwa ia akan mencalonkan diri sebagai presiden.

Dia membantah rumor tersebut, dan mengatakan bahwa dia berharap untuk tetap menjadi seorang tentara sampai akhir hayatnya. Sebuah jajak pendapat pada tahun itu menunjukkan bahwa 76% orang Iran memiliki pandangan yang baik terhadap Qassem Soleimani, dengan lebih dari setengahnya menyatakan "sangat baik".

5. Kapan AS mulai mengincarnya?

AS menjatuhkan sanksi kepada Qassem Soleimani dan menyatakan Pasukan Quds sebagai organisasi teroris pada tahun 2007. Empat tahun kemudian, AS kembali menjatuhkan sanksi kepadanya karena dugaan keterlibatannya dalam memberikan dukungan material kepada pemerintah Suriah. Pada April 2019, pemerintahan Trump menyatakan seluruh Garda Revolusi sebagai organisasi teroris asing. Iran merespons dengan menyatakan bahwa semua pasukan AS di Timur Tengah adalah teroris.

6. Bagaimana Iran menanggapi pembunuhannya?

Khamenei bersumpah bahwa "pembalasan yang keras" menanti mereka yang membunuh Qassem Soleimani. Beberapa hari setelah itu, Iran menyerang pangkalan-pangkalan di Irak yang digunakan oleh pasukan AS. Di tengah ketegangan yang tinggi, Garda Revolusi secara tidak sengaja menembak jatuh sebuah jet penumpang Ukraina, menewaskan 176 orang.

(bbn)

No more pages