Logo Bloomberg Technoz

“Harga batu bara anjlok hampir 13% pada perdagangan perdana 2024. Peralihan ke energi terbarukan berlangsung cepat, di mana peralihan di China dan India sekitar 10-100 gigawatt per tahun,” tulis riset Bahana Sekuritas.

Meski harga batu bara jatuh, Bahana menilai prospek saham emiten produsen komoditas tersebut masih cerah. Sebab, emiten batu bara adalah penghasil devisa ekspor, dengan porsi pendapatan valas yang besar. 

“Kami tidak melihat ada risiko resesi di Amerika Serikat (AS) dan China. Yield (imbal hasil) akan naik lagi dan rupiah bisa melemah saat pasar kembali rasional selepas libur Hari Natal dan Tahun Baru,” lanjut riset Bahana.

Bahana memperkirakan PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG), HRUM, dan PT Bukit Asam (Persero) Tbk (PTBA) akan mampu membukukan pertumbuhan laba karena ditopang peningkatan penjualan. Sementara ADRO dan PT United Tractors Tbk (UNTR) bisa mengalami penurunan laba karena kinerja sebelumnya yang sudah cukup kuat.

“Urutan pilihan kami adalah ADRO, HRUM, UNTR, ITMG, PTBA. Dengan harga saat ini, Price/Earnings untuk saham-saham itu masing-masing adalah 4,9 kali, 5,6 kali, 6,3 kali, 5,1 kali, dan 6,2 kali. Itu bisa naik menjadi 12 kali, 37,9 kali, 26,4 kali, 13,2 kali, dan 4,2 kali,” ungkap riset Bahana.

Secara umum, Bahana masih menilai sektor batu bara di posisi netral. ADRO menjadi pilihan utama karena dividend yield yang menarik dan manajemen arus yang yang memadai saat harga batu bara sedang rendah.

Berikut adalah gambaran prospek saham emiten batu bara berdasarkan konsensus Bloomberg:

Saham

Buy

Sell

Hold

Harga Saat Ini (Rp)

Target Harga 12 Bulan (Rp)

Perubahan (%)

ADRO

14

0

17

2.450

2.957,14

20,7

ITMG

3

3

21

26.450

25.098

-5,1

HRUM

14

0

0

1.405

2.069

47,3

PTBA

7

4

17

2.660

2.571,25

-3,3

UNTR

21

1

5

23.400

28.626

22,3

INDY

2

0

4

1.580

1.850

17,1

Sumber: Bloomberg

(aji)

No more pages