Namun pada momentum tertentu akan muncul aksi pembalikan, dimana investor menjual aset dan dilakukan dalam jumlah besar segera setelah berita resmi muncul, atau sell on news.
Analis Bloomberg Intelligence, James Seyffart, termasuk di antara mereka yang mengharapkan SEC untuk menyetujui sejumlah aplikasi ETF Bitcoin spot pada tenggat waktu 10 Januari 2024, dilansir Bloomberg News.
Riset analis dari Ajaib Kripto Panji Yudha menambahkan pengumuman SEC minggu depan terkait ETF Bitcoin jadi momentum yang paling dinantikan pasar.
“10 Januari 2024, tenggat waktu terdekat bagi SEC untuk menyetujui, menolak atau kembali menunda keputusan penerbitan ETF Bitcoin Spot,” jelas Panji.
“Antusiasme pasar terhadap pengumuman positif ini telah mengangkat minat pada Bitcoin.”
Dorongan kenaikan Bitcoin juga dunia telah memasuki periode halving. CEO Indodax Oscar Darmawan mempercayai bahwa 2024 akan menjadi tahun yang menarik buat Bitcoin.
“Karena kita masuk masa halving, berikutnya dan satu hal menarik tahun 2024 ini sepertinya ETF Bitcoin mulai akan ada di Amerika,” ucap Oscar.
Halving bitcoin merupakan peristiwa pemotongan setengah dari jumlah token yang diterima penambang sebagai imbalan atas pekerjaan mereka. Halving ini terjadi setiap 210 ribu blok terbentuk, dengan tujuan menjaga kelangkaan aset kripto seperti Bitcoin di pasar.
Baca Juga: Cara Mudah Memahami Halving Bitcoin
Berdasarkan data historis, harga Bitcoin berpotensi reli panjang ketika momentum Halving terjadi hingga sepanjang satu tahun setelahnya.
Periode halving menjadikan prospek Bitcoin menarik dalam jangka panjang dan telah menarik perhatian komunitas aset kripto karena secara historis peristiwa halving memiliki pengaruh besar terhadap pasokan Bitcoin.
Diketahui momentum halving besar kemungkinan terjadi pada April 2024, dan menjadi kesempatan emas bagi para investor untuk melakukan akumulasi, terang Panji.
“Sesuai dengan prinsip ekonomi, berkurangnya produksi Bitcoin dan meningkatnya jumlah permintaan Bitcoin maka harga Bitcoin akan melonjak, membuat investor harus bersedia membayar harga yang lebih tinggi untuk mendapatkan Bitcoin,” jelas Panji.
Bagi Anda yang belum pernah membeli disarankan melakukan analisis secara menyeluruh sebelum memutuskan membeli aset digital, termasuk Bitcoin. Pahami fundamental aset kripto yang tengah diincar agar membantu dalam pengambilan keputusan investasi.
Investor dapat terus memantau berita dan tren pasar, juga memperhatikan pergerakan Bitcoin untuk mendapatkan wawasan tentang potensi pergerakan harga. Patut pula waspada dalam mengelola risiko dalam pasar kripto yang volatil.
Hindari sifat FOMO (Fear Of Missing Out), sebuah perasaan cemas dan takut yang timbul di dalam diri seseorang akibat ketinggalan sesuatu. Pasalnya Fear and Greed Index yang mengukur sentimen pasar aset kripto, telah mencapai level tertinggi sejak Bitcoin mencapai titik tertinggi sepanjang masa pada November 2021.
Ini dapat diartikan para investor tengah masuk dalam posisi serakah atau “greed”, menyamai posisinya hanya beberapa hari setelah Bitcoin mencapai level tertinggi terbaru sepanjang masa.
“Dapat dipertimbangkan untuk melakukan diversifikasi portofolio, menetapkan tujuan dan batasan risiko dengan menggunakan fitur take profit dan stop loss dan menghindari FOMO,” saran Panji.
Baca Juga: Masih Bingung ETF Spot Bitcoin Apa? Ini Penjelasan Sederhananya
Tren positif aset digital juga hadir lebih spekulasi lain, bahwa bank sentral AS atau Federal Reserve (The Fed) akan memangkas suku bunga pada tahun 2024. Terdapat peluang Fed akan memotong suku bunga acuannya pada FOMC bulan Maret 2024. Jika ini terjadi akan memberi dampak positif jangka panjang bagi pasar aset kripto, menurut sejumlah analis.
Selain Bitcoin, optimisme akan kripto secara umum juga mendorong kenaikan koin yang lebih kecil seperti Solana dan Avalanche. Perpetual Protocol (PERP) naik 61% ke level US$1,4, Arbitrum (ARB) menguat 25,87% menjadi US$1,75, serta BNB akhirnya juga mencatatkan performa positif dengan mencatat kenaikan sebesar 20% menjadi US$319.
Khusus Ethereum (ETH), sebagai alternatif koin dengan kapitalisasi pasar terbesar, kembali mendekati level US$2.400.
Meski demikian optimisme pasar aset digital berbanding terbalik dengan ekuitas global yang tengah berjuang mempertahankan daya tarik dari investor. Indeks dolar mengalami kenaikan sebagai sinyal kehati-hatian investor.
Pelemahan saham di tahun baru sebagian merupakan cerminan dari penilaian ulang proyeksi tersebut. Harga mata uang kripto dapat goyah jika investor terus mengurangi ekspektasi kebijakan moneter yang lebih longgar.
(wep)