Kesuksesan TikTok di AS mendorong raksasa media sosial seperti Meta Platforms Inc. dan YouTube Alphabet Inc. mengembangkan fitur video pendek untuk menyaingi popularitas aplikasi milik ByteDance itu.
ByteDance sendiri telah menjauhkan diri dari China dengan menyimpan data pengguna di Singapura. Namun, ancaman pemblokiran di AS tetap ada. Mantan Presiden Donald Trump sempat berencana untuk memaksa Microsoft dan Oracle untuk mengakuisisi operasi TikTok di AS sebelum dia lengser dari jabatannya.
Dalam pandangan Warner, China menghadirkan ancaman yang bahkan lebih besar bagi AS daripada Uni Soviet, dan asumsi awal bahwa mengintegrasikan China ke dalam ekonomi global akan membuat negara tersebut lebih liberal adalah tidak benar.
“Kebijaksanaan konvensional berpendapat bahwa semakin China terintegrasi ke dalam tatanan dunia, semakin besar keinginan mereka untuk beruba. Dan saya rasa anggapan itu adalah salah besar,” katanya.
Senator Warner menyatakan pandangan defensifnya terhadap TikTok dan teknologi China lainnya. Menurutnya, China telah banyak berinvestasi dalam ekonomi dan teknologinya, dan hal itu perlu diikuti oleh AS.
“China berinvestasi di bidang ekonomi. Mereka memiliki US$ 500 miliar dalam pencurian kekayaan intelektual. Dan kita berada dalam persaingan tidak hanya atas dasar keamanan nasional, tetapi juga atas dasar teknologi.” kata Warner.
(bbn)