Trader swap telah mengurangi taruhan mereka pada pemotongan suku bunga setelah memperhitungkan penurunan penuh seperempat poin pada suku bunga acuan saat pertemuan Maret.
"Secara keseluruhan, ini adalah pembaruan hawkish dari The Fed," menurut Ian Lyngen di BMO Capital Markets. Meskipun "Nada pembaruan tampaknya diabaikan investor."
Risalah itu juga tidak menyatakan secara gamblang kapan Gubernur Jerome Powell dan kolega akan mulai menurunkan suku bunga acuan. Apalagi sejumlah peserta rapat menyebut ada risiko baru yang menghantui perekonomian Negeri Paman Sam.
“Beberapa peserta rapat menyatakan bahwa ada risiko jika permintaan tenaga kerja terus melemah. Ini bisa membuat pasar tenaga kerja berubah cepat dari perlambatan secara gradual menjadi lebih parah,” lanjut risalah itu.
Tim Research Phillip Sekuritas Indonesia memaparkan, sebelumnya, pelaku pasar memprediksi penurunan suku bunga 160 bps di AS selama tahun 2024, dua kali lipat dari yang diproyeksikan oleh Bank Sentral AS (Federal Reserve). Prediksi itu sekarang diturunkan menjadi kurang dari 150 bps.
“Hal ini merefleksikan keraguan bahwa Bank Sentral AS (Federal Reserve) akan melonggarkan kebijakan moneter seperti yang diinginkan oleh pelaku pasar uang, terutama mengingat Bank Sentral di negara-negara maju masih enggan mengumumkan kemenangan dalam perang melawan inflasi,” mengutip riset harian Tim Research Phillip Sekuritas.
(fad)